Akhir Pekan Kasus Covid-19 Tembus 300.000, Ini Kata Epidemiolog

Akhir Pekan Kasus Covid-19 Tembus 300.000, Ini Kata Epidemiolog
lustrasi pasien yang diduga terinfeksi virus "corona". ( Foto: Antara medis membawa seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terduga COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, Sumatera Utara, Rabu (18/3/2020). Saat ini pihak rumah sakit telah mengisolasi 10 orang PDP terduga COVID-19 dan tiga orang PDP telah dinyatakan negatif/sudah dipulangkan. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc.
0 Komentar

JAKARTA-Kasus Covid-19 di Indonesia pada akhir pekan ini dipastikan menembus jumlah 300.000 kasus. Hal itu didasarkan tren penambahan kasus harian yang rata-rata mencapai lebih dari 4.000 kasus, bahkan pernah mencapai 4.800 kasus dalam 24 jam. Dengan tren penambahan kasus baru tersebut, dan melihat jumlah kumulatif kasus positif per Jumat (2/10) mencapai 295.499 kasus, pada Sabtu (3/10) atau Minggu (4/10), jumlah 300.000 kasus akan terlampaui

Selain menembus jumlah 300.000 kasus dalam tempo tujuh bulan sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret lalu, hal yang perlu mendapat perhatian adalah pertambahan kasus semakin cepat. Sebagai gambaran, untuk menembus 100.000 kasus pada 27 Juli, perlu waktu 146 hari, atau hampir 5 bulan. Selanjutnya untuk mencapai 200.000 kasus pada 8 September lalu, diperlukan 43 hari. Berikutnya hanya perlu 25-26 hari untuk menembus 300.000 kasus.

Menurut epidemiolog dari Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono, peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia hingga mencapai 300.000 ini sangat berkaitan dengan testing. Pasalnya, semakin banyak orang yang dites, maka semakin banyak kasus baru yang ditemukan.

Baca Juga:Donald Trump dan Istri Positif Covid-19, Pasar Saham AS AnjlokPolisi Buru Terpidana Mati Kasus Narkoba asal Tiongkok Kabur di Hutan Tenjo

“Peningkatan jumlah kasus ini karena jumlah tesnya meningkat. Jumlah tes harian rata-rata sudah mencapai 30.000 orang. Ini sangat berdampak ke jumlah kasus,” kata Tri kepada SP, Jumat(2/10).

Protokol KesehatanSelain tes, Tri juga mengingatkan, meningkatnya kasus Covid-19 ini juga dipicu oleh masyarakat yang masih mengabaikan protokol kesehatan. Untuk itu, perlu adanya penyuluhan dan edukasi, serta peraturan yang efektif untuk menyadarkan masyarakat tentang 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun.

“Di daerah di mana penyebaran Covid-19 masih tinggi, harus diterapkan Perda yang mewajibkan 3M. Kemudian disosialisasi dengan baik kalau tidak kasus Covid-19 akan terus meningkat,” ucapnya.

Tri mengatakan, masyarakat harus sabar dan taat menggunakan masker dan mematuhi protokol kesehatan. Sebab, hal tersebut menjadi kunci yang dapat membuat kasus Covid-19 melandai bahkan turun. Menurutnya, apabila masyarakat tetap mengabaikan protokol kesehatan, pemerintah harus mengubah strategi edukasi 3M.

Dia mengingatkan, apabila kasus terus melonjak, apalagi jika ada klaster penularan dari aktivitas pemilihan kepala daerah (pilkada), yang sudah memasuki tahap kampanye, maka penyelenggaraan pilkada harus ditunda hingga vaksin Covid-19 sudah disuntikkan kepada masyarakat.

0 Komentar