Anak Belajar di Rumah saat Pandemi Corona, Ini Tips dari Psikolog

Anak Belajar di Rumah saat Pandemi Corona, Ini Tips dari Psikolog
0 Komentar

JAKARTA-Sistem belajar di rumah yang diterapkan sejumlah sekolah di Jakarta dan sekitarnya selama pandemi virus corona merupakan hal baru bagi orang tua. Sistem ini membuat lega karena bisa membantu social distancing bagi anak-anak, tapi juga bikin bingung seperti apa model belajar di rumah agar bisa efektif.

Menanggapi keresahan para orang tua, psikolog Rose Mini Agoes Salim mengatakan bahwa salah satu kunci penting agar belajar di rumah lebih efektif dan tidak membosankan bagi anak ialah proses kreatif dan keterlibatan orang tua.

Biasanya, guru sudah membuat materi pelajaran jarak jauh baik melalui aplikasi atau email. Dalam hal ini orang tua bisa memastikan anak bisa mengerjakan materi tersebut.

Baca Juga:28 Perjalanan Kereta dari Jakarta Dibatalkan, Ini RinciannyaUPDATE: : 1.155 Kasus Corona di Indonesia, Korban Meninggal Dunia Lebih dari 100

“Sebab, tugas dari sekolah menjadi bahan guru untuk mengevaluasi apakah anak bisa mengerjakan tugas di rumah. Jadi pastikan anak memang mengerjakan. Orang tua juga bisa lakukan kerja sama dengan sekolah,” ucap Rose Mini dalam konferensi pers online yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kamis, 18 Maret 2020.

Rose Mini mengatakan, dalam keseharian anak juga perlu dibuatkan jadwal yang teratur. Sebab momen seperti ini membuat jadwal lebih fleksibel di rumah tapi bukan berarti tidak belajar.

“Orang tua juga harus disiplin, bantu anak mempelajari materi yang tidak diketahui, jangan sungkan menanyakan ke anak. Buat suasana yang nyaman asal jangan di keramaian, tidak perlu marah, dan jangan terpancing emosi,” kata Rose Mini.

https://youtu.be/12nQq8pDsVI

Masalah selanjutnya, bagaimana kalau tugas sudah selesai? Anak mungkin akan bosan berada di rumah berhari-hari. Solusinya, orang tua bisa membuat project atau aktivitas yang bisa dilakukan bersama, misalnya masak bisa kerja sama mulai dari ayah, ibu, adik, dan kakak.

“Melakukan kerja sama akan lebih efisien dengan kegiatan bersama semua keluarga, tidak menjadi tahanan di rumah, membuat mereka senang, misalnya bikin kue bareng, malah sampai ada rencana untuk dijual,” kata dia. (*)

0 Komentar