Banyak Makan Korban, Tol Ambles, Ini Sejarah Tol Cipali

Tol Cipali KM 122
Tol Cipali KM 122
0 Komentar

JAKARTA-Situasi terkini, jalan tol Cipali (Cikampek—Palimanan) KM122 dilaporkan amblas sehingga diberlakukan contraflow sejak Km 126 sampai Km 117.

Baca: Terungkap, Ini Penyebab Tol Cipali KM 122 Ambles

Bagaimana sejarah Tol Cipali ini?

Sejarah proyek jalan tol ini digagas sejak zaman Orde Baru sebelum mangkrak. Pada 2011 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), proyek ini baru dilanjutkan, dan akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 13 Juni 2015.

Saat ini, Tol Cipali merupakan ruas jalan tol terpanjang di Indonesia, yakni memiliki jalan sepanjang 116 kilometer. Jalur jalan tol ini menghubungkan Cikopo di Purwakarta dengan Palimanan di Cirebon, sehingga dinamakan Cipali atau Cikopo-Palimanan.

Baca Juga:Bencana Belum Usai, Bibit Sayur, Bunga dan Buah Ilegal dari 9 Negara Masuk IndonesiaKematian Jenghis Khan Diawali Demam, Serangan Wabah? Belum Terungkap

Jalur Cipali adalah kelanjutan dari jalan tol Jakarta-Cikampek dan menjadi bagian dari jalan tol Jakarta-Palimanan. Kilometer 0 Tol Cipali berada di Cawang (Jakarta) dan berakhir di Palimanan. Jalur ini termasuk Jalan Tol Trans Jawa yang akan menghubungkan Merak (Banten) hingga Banyuwangi (Jawa Timur).

Proyek Tol Cipali digagas pada akhir rezim Orde Baru. Dalam buku Sandiaga Uno berjudul Kerja Tuntas Kerja Ikhlas (2017) terungkap bahwa upaya membangun jalan tol untuk mengurangi beban jalur Pantura (Pantai Utara Jawa) ini sudah muncul sejak era Presiden Soeharto sebagaimana tercatat dalam rencana tata ruang Kabupaten Subang tahun 1996.

Akan tetapi, banyak kendala yang menghambat pembangunan proyek besar yang semula dinamakan Tol Cikampek-Palimanan (Cikapali) ini, terutama krisis moneter yang meluluhlantakkan perekonomian Indonesia pada 1997 dan 1998, juga berimbas terhadap rezim penguasa. Soeharto pun lengser sejak 21 Mei 1998.

Pasca-reformasi, perekonomian nasional belum sepenuhnya stabil meskipun rezim beberapa kali berganti. Dari era Presiden B.J. Habibie (1998-1999), Abdurrahman Wahid (1999-2001), hingga Megawati Soekarnoputri (2001-2004), kelanjutan nasib proyek Tol Cipali terus saja menjadi teka-teki.

Pada masa pemerintahan Presiden SBY yang berlangsung sejak 2004, upaya untuk menghidupkan kembali Tol Cipali mulai dilakukan. Hanya saja, lagi-lagi muncul halangan, termasuk alotnya pembebasan lahan.

Tak hanya penduduk yang melancarkan protes. Pada 2008, misalnya, para pengurus dan santri sejumlah pondok pesantren di Cirebon juga melakukan hal serupa, yakni menolak pembangunan Tol Cipali.

0 Komentar