Benarkah Biaya Hidup di Bali Mahal?

Benarkah Biaya Hidup di Bali Mahal?
0 Komentar

JAKARTA – Hari ini, 18 Januari, Twitter diramaikan berbagai tanggapan warganet terkait cuitan akun @kristentootie. Pemilik akun tersebut bernama Kristen Gray, warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat (AS) yang sudah setahunan tinggal di Bali, Indonesia.

Baca:

Salah satu hal yang paling disoroti oleh warganet adalah ajakan Gray untuk pindah ke Bali karena biaya hidup di pulau tersebut lebih murah. Seperti yang telah diberitakan oleh VOI sebelumnya, hal yang dipersoalkan dari cuitan Gray adalah informasi bahwa ia punya agen visa khusus.

Tak hanya itu, Gray juga mengatakan bahwa ia punya trik untuk masuk ke Indonesia pada masa pandemi. Diketahui, saat ini Indonesia menutup pintu bagi WNA karena COVID-19.

Baca Juga:Kemenkumham Buru WNA asal Amerika Serikat yang Viral Ajak Bule Pindah ke BaliTim DVI Polri Identifikasi 5 Penumpang Sriwijaya Air SJ-182, 2 di Antaranya Anak-anak

Tadinya Gray dan pacarnya hanya ingin tinggal di Pulau Dewata selama enam bulan. Namun, awal 2020 pandemi terjadi dan melanda Bali. Mereka pun kemudian memperpanjang masa tinggalnya, bahkan menetap di pulau tersebut.

Cuitan Gray yang menarik bukan hanya soal cara dia masuk pada masa pandemi, namun juga biaya hidup yang ia sebut lebih murah. Gray mengatakan bahwa biaya sewa apartemen yang sebelumnya ia tempati di Los Angeles, AS, adalah 1.300 dolar AS. Dalam rupiah sekitar Rp18,3 juta.

Di Bali, ia menyewa rumah yang indah dan asri. Biaya yang harus ia keluarkan untuk bisa tinggal di tempat tersebut adalah 40 dolar AS atau Rp5,6 juta.

Benarkah biaya hidup di Pulau Dewata Murah? Salah satu hal yang bisa dijadikan perbandingan bagi masyarakat Indonesia adalah pendapat dari  Ashanty, artis dalam negeri. Dalam kanal YouTube The Sungkars Family, Zaskia memberi pertanyaan yang kepada Ashanty mengenai biaya hidupnya dan keluarga selama di sana.

https://youtu.be/ZsPEVum7g6g

Ashanty mengatakan bahwa pengeluaran untuk makan lebih mahal dari Jakarta. Meski begitu, tambahnya, itu karena mereka memilih makanan yang dimiliki orang luar negeri. Ia bahkan sempat membuat candaan bahwa biaya makannya bisa sampai Rp900 juta.

0 Komentar