Guru Honorer Ini Diduga Alami Kelumpuhan Akibat Terima Vaksin Sinovac

Guru Honorer Ini Diduga Alami Kelumpuhan Akibat Terima Vaksin Sinovac
0 Komentar

BERITA-Susan seorang guru honorer di SMAN 1 Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, harus mengalami kelumpuhan akibat menerima vaksin sinovac.

Dilansir dari pojoksatu.id, Susan diketahui mengalami kelumpuhan setelah dua kali menerima vaksin sinovac.

Saat ditemui dirumahnya, yang terletak di Kampung Pasir Talaga, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Susan hanya terletak lemah di atas kasur dekat ruang tamu rumahnya sejak menerima vaksin dua kali.

Baca Juga:3 PLA Navy China Bantu Angkat KRI Nanggala-402 Dari Dasar Laut3 Perwira 2 Bintara Oknum Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu

Tangan perempuan berusia 31 tahun itu tampak memegang erat jemari Yayu Yuliani (26) sang adik.

Kondisi Susan kian membaik setelah sebelumnya menjalani perawatan selama 23 hari di RSHS Bandung.

“Sekarang sudah bisa melihat walau masih seperti bayang-bayang, tapi tangan masih kaku begitu juga dengan kaki belum bisa bergerak,” kata Susan didampingi adiknya Yayu dan pamannya Opi Sulistiwa

Dari pengakuannya, kelumpuhan dan gangguan penglihatan yang dialami Susan setelah menjalani vaksinasi COVID-19 tahap dua untuk tenaga pendidik pada 31 Maret lalu di Kabupaten Sukabumi.

Setelah menjalani pengobatan selama 23 hari di RSHS, Susan kini harus berobat jalan sepekan sekali.

“Harapannya ingin sembuh lagi seperti biasa, enggak mau jadi beban keluarga. Harus sehat lagi, kalaupun nanti ke depannya sehat tapi tidak normal harus bagaimana,” jelasnya.

“Saya seorang guru, harus mendidik anak. Kalaupun saya bisa jalan, kalau tidak bisa masuk seperti biasa. Saya harus bagaimana? Perjalanan saya masih panjang, saya punya keinginan punya cita-cita,” ungkap Susan.

Baca Juga:400 ‘Pasukan Setan’ Buru KKB PapuaGorengan Jadi Lebih Enak Digoreng dengan Minyak Bekas, Begini Penjelasan Alamiahnya

Masih dengan terbata-bata, Susan juga menceritakan gejala sudah dirasakan sejak vaksin pertama. Namun kondisi itu tidak separah dengan vaksin tahap dua.

“Yang pertama ditemenin sama Bu Empit, ada efek pusing sama kunang-kunang, istirahat hampir satu jam,” katanya.

“Ketika vaksin kedua reaksinya pusing, mulai sesak sama lemas. Terus kayak gini, tangan kaku,” katanya.

“Lelah saat di lokasi vaksin masih ada cahaya, masih kunang-kunang setelahnya ingat di rumah sakit pelabuhan sudah gelap.

“Sekarang sudah ada bayangan lagi, bisa membedakan warna,” ujarnya.

Opi Sulistiwa, paman Susan berharap keponakannya bisa sembuh dan beraktivitas kembali untuk mengajar sebagai guru seni tari dan budaya.

0 Komentar