Harga Kedelai Terus Menguat Hingga Mei, Mendag: Indonesia Rebutan Impor dengan China

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers Trade Outlook 2021, Senin (11/1/2021). (Foto : Biro Humas Kementerian Perdagangan)
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers Trade Outlook 2021, Senin (11/1/2021). (Foto : Biro Humas Kementerian Perdagangan)
0 Komentar

JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan kenaikan harga kedelai masih akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan atau setidaknya hingga Juni 2002. Prediksi tersebut dia lontarkan saat menggelar konferensi pers awal tahun secara virtual hari ini.

Baca: Jokowi Pernah Lontarkan Janji Pecat Mentan Jika Target Swasembada Kedelai Gagal

Menurut Mendag faktor cuaca La Nina di Amerika Selatan menyebabkan dua negara besar produsen kedelai dunia, yakni Brazil dan Argentina mengalami gangguan dalam berproduksi.

Baca Juga:Hasil Uji Klinis Vaksin Coronavac Tunjukan Kemampuan Antibodi, BPOM Berikan Izin Penggunaan dalam Kondisi DaruratTidak Pernah Meminjamkan KTP, Sarah Beatrice Alomau Namanya Masuk Daftar Manifest Sriwijaya Air SJ182

“Kami melihat harga akan terus menguat hingga Mei mendatang,” ujarnya, Senin, 11 Januari.

https://www.youtube.com/watch?v=xtLJSiDGdDk

Adapun, negara penghasil kedelai dunia lainnya, yaitu Amerika Serikat (AS) tidak terlalu terpengaruh atas gangguan cuaca tersebut. Hal ini membuat sejumlah negara importir kedelai kemudian saling berebutan pasokan dari AS yang membuat hukum permintaan dan penawaran terjadi sempurna alias mengerek harga naik.

Alhasil, Indonesia sedikit kesulitan mendapatkan bahan baku tersebut karena harus berebut dengan importir raksasa lain seperti China.

Terpisah, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin membenarkan kondisi melonjaknya harga kedelai dalam beberapa bulan terakhir. Dia menyebut, Indonesia mendapat kesulitan dalam memasok kedelai ke dalam negeri karena permintaan China jauh lebih besar dari sebelumnya.

Aip mencatat, China sejatinya hanya mendatangkan sekitar 75 juta ton kedelai dari AS setiap tahun. Pada penghujung tahun lalu, permintaan tersebut melonjak hingga 75 juta ton kedelai karena pasar tradisional mereka yakni Brazil dan Argentina mengalami gangguan dalam berproduksi.

“Bahkan kami mendengar kabar bahwa otoritas perdagangan Amerika menyebut China meningkatkan permintaan kedelai hingga 100 juta ton,” kata Aip.

0 Komentar