Menjadi Penulis di Era Revolusi Industri 4.0

Menjadi Penulis di Era Revolusi Industri 4.0
0 Komentar

“Berdirilah di atas kertas, berjalanlah dengan pena, dan menyelamlah ke dalam lautan kata. Kelak kau akan terkejut melihat untaian huruf yang mampu bercerita”

Penulis awali tulisan ini dengan untaian motivasi di atas. Tak terasa, menjadi blogger, dunia yang sebagian orang mungkin terkesan sebelah mata ternyata menyenangkan, hal yang membuat siapapun tertantang, hal yang membuat siapapun ingin banyak membaca dan menulis, dan hal yang membuat siapapun terus berpikir kreatif dan produktif.

Aktivitas menulis dan membaca lambat laun layaknya makanan pokok. Rasanya kalau tidak membaca dan menulis, hari-hari serasa ada yang kurang; kurang bermanfaat, dan kurang bisa memberi manfaat. Dan mungkin, ini juga dirasakan para penulis lain.

Baca Juga:Tjahjo Kumolo Larang ASN Pakai CadarTragis, Dua Pengendara Sepeda Motor Tertimpa Tiang Listrik, Lihat Videonya

Kemudian 2005 saya mengenal platform Blogspot, sebuah media tulis online di bawah naungan Google itu menjadikan saya lebih produktif lagi dalam membaca dan menulis. Awalnya blog hanya dijadikan sebagai media untuk menyimpan ilmu-ilmu yang telah saya dapat dari bangku kuliah dan liputan sebagai jurnalis. Namun beberapa tahun kemudian, serasa ada bisikan halus yang memengaruhi untuk menyebarkan ilmu yang telah lama mengendap dalam “tanah” draft blog.“Mengapa catatan-catatanmu itu tidak dipublikasikan saja ? Mengapa ia hanya bisa tersimpan dalam draftmu ? Apakah kamu tidak ingin memberi manfaat kepada orang lain ?”

Akhirnya setelah diguyur hujanan pertanyaan dari “bisikan halus”, kumpulan tulisan yang telah mengendap bertahun-tahun lamanya itu kemudian diperlakukan layaknya putri raja; antara lain editing, penambahan kata demi kata, dan penambahan kalimat demi kalimat. Hingga setelah semuanya siap, “sang putri raja” itupun keluar dari dalam istana. (dipublikasikan maksudnya)

1. Mengapa Harus Menulis ?Di dunia ini ada banyak orang yang terperangkap dalam rasa jenuh dan bosan, untuk melepaskan semua kejenuhan dan kebosanan itu, sebagian orang pergi ke tempat hiburan, bermain game, ataupun mencari kesenangan lain. Sementara, menulis adalah obat bagi rasa bosan dan kejenuhan.

Karena menulis adalah sebuah cara untuk membebaskan jiwa, membebaskan pikiran, dan membebaskan imajinasi. Dengan menulis pula, bisa tersenyum, berpikir, merenung, sedih, menangis, bahkan tertawa. Dan pasti hal itupun dirasakan para penulis lain. 

0 Komentar