Pemuka Agama Diduga Beri Para Jemaahnya Minum Dettol Cegah Virus Corona, 59 Orang Tewas

Pemuka Agama Diduga Beri Para Jemaahnya Minum Dettol Cegah Virus Corona, 59 Orang Tewas
Minum Dettol untuk Cegah Virus Corona, 59 Jemaat Gereja Meninggal (Foto: Kenya Today)
0 Komentar

KENYA-Seorang pemuka agama di Afrika Selatan, Rufus Phala diduga memberi para anggotanya Dettol, sejenis antiseptic untuk obat luar. 

Mereka meminum Dettol sebagai obat pencegahan bagi virus corona atau Coronavirus dan juga sebagai tanda iman selama kebaktian gereja. 

Sejumlah 59 orang dipastikan tewas, sedangkan 4 lainnya dalam kondisi kritis setelah minum Dettol. Saat ini polisi sedang menyelidiki insiden itu. 

Baca Juga:Setelah Menhub, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Positif Terinfeksi Virus CoronaAnalisis Intelijen Ungkap Potensi Indonesia Menjadi Epicentrum Wabah Virus Corona

Menurut polisi, pengikut Rufus Phala yang mengaku seorang nabi sudah tertipu dan dibuat percaya, bahwa dettol akan menjauhkan mereka dari tertular virus Corona yang mematikan dan penyakit lainnya.

Sebelumnya, mengutip Daily Sun, 12 Desember 2016, Rufus telah mengatakan kepada jemaah untuk minum desinfektan, berjanji bahwa mereka akan sembuh dari penyakit mereka. 

Bahkan, dia juga mengklaim minuman tersebut tidak membahayakan tubuh para jemaat, tetapi bertindak sebagai isolasi terhadap segala penyakit termasuk Coronavirus. 

“Saya tahu Dettol berbahaya, tetapi Tuhan memerintahkan saya untuk menggunakannya. Saya adalah orang pertama yang meminumnya,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia telah menerima pesan WhatsApp dari orang-orang yang mengatakan bahwa mereka telah disembuhkan.

Meski berita ini populer di media sosial, belum dapat dipastikan bahwa sang pastor kembali meminta jemaatnya menenggak zat berbahaya. Selain itu belum ada pula media kredibel yang menyoroti kasus ini. Berita tewasnya puluhan jemaat pertama kali diangkat oleh outlet berita Kenya Report, akan tetapi berita itu dihapus tak lama kemudian. Selain itu foto dari laporan yang diterbitkan adalah foto lama yang akhirnya menimbulkan keraguan atas keaslian berita terkait.

Perlu digaris bawahi bahwa media sosial melaporkannya sebagai berita palsu dan tidak dapat diverifikasi secara independen. (*)

0 Komentar