Sambil Sarungan Warna Merah Marun, Anies Baswedan Baca Buku How Democracies Die

Sambil Sarungan Warna Merah Marun, Anies Baswedan Baca Buku How Democracies Die
0 Komentar

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunggah aktivitas pagi ini, Minggu (22/11/2020), dengan membaca sebuah buku. Postingan orang nomor satu di Ibu Kota itu membuat heboh warganet di jagat dunia maya.

Melalui akun Twitter @aniesbaswedan, mantan Menteri Pendidikan periode 2014-2019 Presiden Joko Widodo itu mem-posting foto sedang membaca buku sembari memakai sarung berwarna merah marun dan berkemeja putih.

https://twitter.com/aniesbaswedan/status/1330351217923469315?s=20

Anies duduk di sebuah kursi kayu. Di sebelah meja kosong. Dengan latar rak kayu berisi sejumlah buku, dipet kayu yang terpampang foto keluarga, dan di atasnya ada sebuah pigura kaligrafi.

Baca Juga:Keponakan Ashanty, Millen Cyrus Ditangkap Polisi Diduga Kasus NarkobaKodam Jaya Ungkap Wanita ‘Misterius’ Berbaju Kotak-Kotak di Ranpur Panser Anoa TNI

Adalah buku How Democracies Die atau Bagaimana Demokrasi Mati karya Steven Levitsky & Daniel Ziblatt yang dibaca Anies Baswedan. “Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi.” Demikian Anies menulis status dalam postingan tersebut.

Postingan Anies tersebut mendapatkan banyak respons dari netizen atau warganet. Setelah 2 jam diunggah sudah lebih dari 24.900 likes, 3.200 komentar, dan 4.900 diretweet.

Ragam komentar dari postingan Anies tersebut. Salah satunya, datang dari @HidayatAKIAKI. “Pagi pak gub… Kode keras bacaannya.. Kami warga betawi asli siap didepan antum,” tulisnya.

Ada komentar satir datang dari @manehsiah. “Demokrasi mati ketika mengejar jabatan dengan menggoreng isu agama.”

Hingga berita ini diturunkan, netizen masih memadati komentar pada cuitan Anies tersebut. Ada yang bernada kontra, dan ada pula yang mendukung.   

Seperti dikutip dari books.google.co.id, buku ini mengulas soal demokrasi bisa mati karena kudeta—atau mati pelan-pelan.

Kematian itu bisa tak disadari ketika terjadi selangkah demi selangkah, dengan terpilihnya pemimpin otoriter, disalahgunakannya kekuasaan pemerintah, dan penindasan total atas oposisi.

Baca Juga:Rusak Parah, Teleskop Radio Arecibo Pemburu Alien di Puerto Rico akan Ditutup SelamanyaHeboh Oknum Polwan Terekam Konsumsi Sabu

Ketiga langkah itu sedang terjadi di seluruh dunia dan kita semua mesti mengerti bagaimana cara menghentikannya.

Dalam buku ini, dua profesor Harvard Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menyampaikan pelajaran penuh wawasan dari sejarah untuk menerangkan kerusakan rezim selama abad ke-20 dan ke-21. Mereka menunjukkan bahayanya pemimpin otoriter ketika menghadapi krisis besar.

0 Komentar