Siapa Sosok Sesungguhnya Nabi Khidir?

Siapa Sosok Sesungguhnya Nabi Khidir?
Ilustrasi
0 Komentar

BERITA-Sejarah manusia memiliki segudang kisah yang tak akan pernah habis untuk diceritakan. Salah satu kisah masyhur yang terdapat di dalam Alqur an adalah kisah seorang nabi di luar 25 nabi dan rasul yang diketahui secara umum oleh umat Islam.

Tak banyak yang tahu pasti mengenai siapa sebenarnya nabi yang dikisahkan di dalam Alquran itu sebagai guru Nabi Musa AS. Kitab az-Zahrun Nadhir fi Naba’il Khadirkarya Ibnu Hajar al-Asqalani dilatarbe lakangi oleh seringnya orang-orang saat itu yang mengatakan bahwa Nabi Khidir masih hidup dan diberi umur panjang.

Pada kisah yang tersebar di kalangan masyarakat, diceritakan bahwa Nabi Khidir mendatangi, berbicara, dan mengajar beberapa orang saat itu. 

Baca Juga:Tidak Mudah Cinta Produk Dalam Negeri, Jokowi: enggak Suka pada Produk Asing, Gitu saja RamaiPeringatan Tanda Bahaya Tsunami Menyala: Pasca Gempa Warga Selandia Baru Diminta Tinggalkan Rumah, Bagaimana Nasib WNI?

Disadur dari laman konsultasisyariah.com, kisah tentang Khidr Allah sebutkan dalam al-Qur’an di surat al-Kahfi,

Lalu mereka (Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (QS. Al-Kahfi: 65).

Ada beberapa perbedaan pandangan tentang Khidr

Pertama, apakah beliau nabi ataukah bukan?

Ulama berbeda pendapat, apakah Khidr itu nabi ataukah orang sholeh yang memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah.

Mayoritas ulama mengatakan bahwa beliau adalah seorang nabi. Inilah pendapat yang kuat, dan banyak dalil yang mendukungnya, diantaranya,

  1. Allah perintahkan Musa ‘alaihis salam untuk belajar kepada Khidr, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam surat al-Kahfi. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” … (QS. Al-Kahfi: 66). Hingga Khidr memberikan syarat, Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu”. (QS. Al-Kahfi: 70). Jika Khidr bukan nabi, tentu ada orang yang bukan nabi, yang dia lebih tahu dari pada nabi. Karena dalam persitiwa di atas, Khidr lebih tahu dari pada Musa. Dan bagaimana mungkin ada nabi yang dia diperintahkan untuk belajar kepada selain nabi.
  2. Khidr mengatakan di akhir pertemuannya dengan Musa, itu semua dilakukan karena rahmat dari Tuhan-Mu, dan aku tidaklah melakukannya karena murni keinginanku…(QS. Al-Kahfi: 82). Artinya, Khidr melakukan semua perbuatan itu atas perintah Allah dan wahyu dari-Nya, bukan kemauan beliau sendiri. Dan orang yang mendapatkan wahyu khusus seperti yang dilakukan Khidr, hanya mungkin didapatkan seorang nabi.
  3. Syaikh Syuaib al-Arnauth mengutip sebuah keterangan, sebagian ulama besar mengatakan, ‘Ikatan pertama yang dirusak oleh orang zindiq (munafik) adalah status Khidr sebagai nabi. Karena orang munafik memanfaatkan status Khidr ‘bukan nabi’ untuk beralasan bahwa wali lebih afdhal dari pada nabi. Sebagaimana mereka mengatakan, kedudukan nabi di barzakh… sedikit di atas rasul, di bawah wali… (Tahqiq Shahih Ibnu Hibban, 14/110).
0 Komentar