Teriakan Pelaku Penjarahan di Tengah Lockdown Italia: Kami Tidak Punya Uang untuk Membayar, Kami Butuh Makan

Teriakan Pelaku Penjarahan di Tengah Lockdown Italia: Kami Tidak Punya Uang untuk Membayar, Kami Butuh Makan
Tentara yang sedang berpatroli melewati sebuah restoran di distrik Trastevere, kota Roma. (AFP)
0 Komentar

“Kami tahu kalian menderita. Tapi negara tetap hadir,” tegas dia. Roma mengucurkan dana 400 juta euro (Rp 7,2 triliun) untuk program pangan darurat. Kerusuhan Meningkat Kerusuhan sosial dilaporkan meningkat dengan keresahan mulai dirasakan masyarakat Italia dampak lockdown yang diterapkan untuk mencegah virus corona.

Dalam laporan Sky News Minggu (29/3/2020), beredar berbagai video yang memperlihatkan warga putus asa meminta pertolongan karena kekurangan makanan dan uang. Dengan lockdown yang sudah berjalan selama tiga pekan, Italia masih melaporkan banyak korban meninggal setiap harinya karena virus corona.

Sebelumnya, berdasarkan data Sabtu (28/3/2020), Negeri “Pizza” mencatatkan 10.023 orang meninggal dengan lebih dari 90.000 lainnya terinfeksi. Dengan progres penanganan yang belum membuahkan hasil, harapan dan kesabaran masyarakat mulai menipis. Begitu juga ekonomi yang melemah.

Baca Juga:Kemenhub Minta Akses Bus AKAP Jakarta DitutupTegal Isolasi Wilayah Terbatas, Empat Jalan Ini Masih Bisa Dilalui

Kerusuhan itu terlihat dari video di Apulia, di mana seorang pria menelepon polisi karena bank tutup. Dia pun tak bisa mengambil uang pensiun ibunya. Dalam rekaman, pria tersebut berteriak kepada aparat karena satu-satunya pemasukan mereka tidak bisa diambil, dan mengaku keluarganya tak punya uang.

Bahkan, ibu laki-laki yang tak disebutkan identitasnya itu meminta polisi datang ke rumahnya, dan melihat bahwa mereka tidak punya uang. Video lain menunjukkan seorang ayah bersama putrinya. Ayah itu “mempersembahkan” videonya bagi Perdana Menteri Giuseppe Conte.

“Sudah 15-20 hari kami di rumah saja. Kami pun sudah mencapai batasnya,” kata dia, seraya menunjukkan anaknya yang memakan sepotong roti.

“Seperti putri saya, anak-anak lain hanya bisa makan roti dalam beberapa hari terakhir. Yakinlah, Anda akan menyesal karena akan terjadi revolusi,” ancamnya.

Rekaman lain memperlihatkan polisi menyerbu supermarket di Palermo, Sisilia, setelah muncul laporan warga mencuri makanan bagi mereka sendiri. Kemudian beredar juga di media sosial rencana pengerahan massa dalam beberapa hari terakhir dengan target menggasak supermarket.

Sky News bahkan melaporkan sebuah video di Sisilia. Memperlihatkan seorang pria menentenag senjata, di mana dia siap untuk membunuh. Wali Kota Palermo, Leoluca Orlando, menekankan bahwa geng kriminal sudah memanfaatkan keresahan yang ada untuk menghasut masyarakat.

0 Komentar