Tokoh Bisnis Amerika Serikat Kumpulkan Informasi Intelijen

Tokoh Bisnis Amerika Serikat Kumpulkan Informasi Intelijen
0 Komentar

JAKARTA-Para pemimpin perusahaan di Amerika Serikat (AS) meminta agar semua pihak tetap menjaga ketenangan usai mengikuti pemilihan presiden (pilpres) pada Selasa (3/11) waktu setempat. Hal itu diserukan mengingat potensi kerusuhan di jalanan dan di dalam perusahaan mereka jika terjadi sengketa hasil pilpres.

Asosiasi Business Roundtable – yang mewakili perusahaan-perusahaan terkemuka AS – telah mengeluarkan seruan kepada orang- orang untuk mendukung pilpres ini. Pasalnya, proses penghitungan membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya karena peralihan sistem menggunakan surat suara yang dikirimkan via pos, terkait pandemic virus corona Covid-19.

Wakil Presiden senior Joshua Skule dari perusahaan konsultan risiko Allied Universal mengungkapkan ada tambahan permintaan dari klien, yang mencakup seputar penjaga, perlindungan eksekutif, dan pengumpulan intelijen proaktif. 

Baca Juga:Intelijen Korsel: Kim Jong-un Perintahkan Pemeriksaan Insiden Tembak Mati ASN KorselBegini Reaksi Bill Gates Soal Teori Konspirasi Vaksin Covid-19

Bantuan intelijen selama masa kerusuhan akan memungkinkan operasi lokal atau manajer keamanan memiliki gambaran yang hampir real-time dari iklim lokal, dan lingkungan operasi jika ketegangan meningkat dengan cepat,” demikian pernyataan Skule.

Aksi demonstrasi dan unjuk rasa besar diperkirakan terjadi di kota-kota di seluruh negeri, terlepas apa pun hasil pemilu AS nanti. Skule mengatakan, potensi kekerasan akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk kandidat pemenang, penundaan hasil pemilu, dan disinformasi media sosial.

Sedangkan Wood menuturkan, pemilu kali ini memunculkan banyak ketegangan di kedua sisi spektrum politik.

“Orang-orang melihat pemilu secara eksistensial, dan itu bisa berubah menjadi kekerasan dan penjarahan dengan cepat.”

Bahkan pekan lalu, Walmart mengatakan akan menyingkirkan senjata dan amunisi dari rak-rak penjualan, jauh dari jangkauan pelanggan. Hal tersebut dilakukan dengan mengacu pada kerusuhan yang pecah di Philadelphia.

Namun mereka memutuskan kembali meletakkan persenjataan kembali di rak-rak penjualan selang satu hari usai menyampaikan pengumuman. (afp/sumber lain/sn)

0 Komentar