Melalui konteks politis inilah, pada perkembangannya kemudian masuk ke konteks historis atau kesejarahannya pun bermaksud untuk dihilangkan dari sorotan para sejarawan. Bahwa langkah yang dilakukan Israel pada 1948 tersebut, adalah tindak kolonialisme terhadap warga Arab Palestina.
Dengan begitu, upaya Israel menghapus jejak-jejak sejarah kelamnya dalam pembantaian dan pengusiran paksa terhadap warga Palestina, hakekatnya merupakan upaya meng-yahudikan wilayah-wilayah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Maka upaya melenyapkan dan memusnahkan dokumen-dokumen sejarah yang diarsip oleh pemerintah Israel, bukan sekadar upaya untuk tidak mempermalukan pemerintah Israel maupun menjatuhkan reputasinya di dunia internasional. Lebih dari itu, ada motif yang lebih ideologis di dalamnya.
Pada Oktober 1982 misalnya, Israel telah menjarah beberapa arsip dokumen PLO, dan sebagian dimusnahkan, dan sisanya dibawa ke Israel untuk diamankan. Pada 2001 Israel secara tiba-tiba menggerebek The Orient House di Jerusalem Timur, dan merampas beberapa dokumen penting.
Baca Juga:14 MenitSuami Jarang Pulang Istri Siksa Dua Anak Sambil Direkam, Videonya Viral
Saat ini, pemerintah Israel menggerebek dan menyerbu beberapa tempat di dalam kekuasaan Israel sendiri, yang diyakini menyimpan arsip-arsip Israel. Tujuannya, untuk melenyapkan bukti-bukti sejarah kejahatan militer Israel di masa silam.
Yang mengerikan bagi pihak berwenang Israel jika dokumen-dokumen sepak-terjang tentara Israel pada 1948, akan tersingkap adanya rencana sistematis secara sadar dalam melancarkan kejahatan perang tersebut. Seraya memberikan konteks masa lalu dari kejadian tersebut, sehingga memberikan suatu gambaran lebih nyata ihwal adanya gerakan zionis Israel untuk menyahudikan Palestina.
Yaitu adanya motivasi ideologis dari kaum zionis Israel di balik pengusiran paksa dan pembersihan etnik terhadap Warga Arab Palestina pada 1948 dan seterusnya.