“Kedua adalah kasus ular-ular yang sifatnya hematutoksin. Contohnya ular tanah. Ular tanah itu banyak di Indonesia. Yang ketiga yakni ular weling welang, kemudian ular hijau. Itu juga kematiannya tinggi,” katanya.
Dia juga mengingatkan saat
musim hujan apalagi terjadi banjir, maka potensi kasus digigit ular akan
semakin tinggi. “Kasus (gigitan ular, red) paling banyak antara musim
panas menuju musim hujan. Apalagi ada banjir, maka akan semakin banyak,”
pungkasnya. (den/jp/rc)