JAKARTA-Kementerian Kesehatan RI mencatat 17.820 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia per tanggal 11 Maret 2020.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan Lampung menjadi wilayah terbanyak kasus DBD.
“Di Lampung jumlah kasusnya sampai 3.431 kasus lalu di susul dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sampai 2.732 kasus,” ujar Nadia di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (11/3/2020).
Baca Juga:Trump ChibiMenteri PUPR Dampingi Raja dan Ratu Belanda Keliling Yogyakarta
Jumlah kasus DBD cukup tinggi juga terjadi di Jawa Timur dengan 1.761 kasus dan Jawa Barat 1.420 kasus. Ada pula di Jambi dengan jumlah kasus 703, Jawa Tengah 638 kasus, Riau 603 kasus, Sumatera Selatan 593 kasus, dan DKI Jakarta 583 kasus. Kasus demam berdarah juga ada di NTB dengan total kasus 558, lalu dilanjutkan dengan Sumatera Barat dengan total 490 kasus. Kemudian, Kalimantan Selatan mencapai 425 kasus, dilanjutkan dengan Sulawesi Utara dengan 424 kasus.
“Di daerah Kalimantan Barat sampai 412 kasus, Sumatera Utara dengan total kasus 399 kasus, Babel 379 kasus, Kalimantan Timur 285 kasus, Kepri 283 kasus, Yogyakarta 272 kasus, Kalimantan Tengah 246 kasus,” lanjut dia.
Setelah itu, kasus DBD juga ada di Bengkulu dengan total 205 kasus, dilanjutkan dengan Sulawesi Utara dengan 188 kasus, Aceh dengan 179 kasus, Sulawesi Barat dengan 177 kasus, Banten 128 kasus.
“Tiga daerah paling kecil kasusnya adalah Sulawesi Tengah 108 kasus, Sulawesi Selatan 98 kasus, dan Maluku Utara 91 kasus,” ucap Nadia.
Nadia mengatakan perbedaan jumlah kasus ini terjadi lantaran iklim tiap daerah yang berbeda. Iklim memengaruhi populasi nyamuk Aedes Aegypti.
“Kasus DBD ini akan selalu ada, selama nyamuknya masih ada,” tandasnya.
Kementerian Kesehatan mencatat pada periode Januari sampai awal Maret 2020, sebanyak 100 jiwa meninggal dunia akibat DBD. Khusus di Nusa Tenggara Timur (NTT), wabah DBD telah mengakibatkan kematian 37 jiwa. (*)