JAKARTA-Negara China mulai melakukan uji coba vaksin virus corona untuk pertama kalinya ke manusia pada hari ke-60 setelah berbagi data urutan genetik (genetic sequencing) virus ke pihak lain.
“Ini adalah pencapaian yang luar biasa,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Swiss, Kamis (19/3).
Ghebreyesus menjelaskan WHO bersama peneliti di negara-negara mitra masih berupaya mempelajari dan berusaha menemukan obat untuk COVID-19.
Baca Juga:Berkunjung Acara Keagamaan, 8 WNI Positif Virus Corona di IndiaUPDATE Corona: 309 Kasus, 25 Meninggal, 15 Sembuh
“Penelitian skala internasional ini dirancang menghimpun informasi dan data dalam jumlah besar demi menunjukkkan pengobatan seperti apa yang paling efektif. Kami menyebut langkah ini sebagai wujud solidaritas dalam melakukan uji coba (solidarity trial),” terang Ghebreyesus.
Sejumlah negara telah menyatakan kesiapan ikut aksi tersebut, di antaranya Argentina, Bahrain, Kanada, Prancis, Iran, Norwegia, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, dan Thailand. “Saya yakin akan ada lebih banyak negara yang akan bergabung,” ujar dia.
Peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan dan Kedokteran China, lembaga yang berada di bawah Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA), pada Selasa (17/3), telah menerima izin dari pemerintah untuk melakukan uji klinis vaksin COVID-19 pada pekan ini.
Uji coba itu akan dilakukan oleh pihak akademi bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal Hong Kong, CanSino Biologics.
Sementara itu, peneliti di Amerika Serikat, pada Senin (16/3), mengumumkan uji klinis vaksin COVID-19 telah dilakukan untuk pertama kali ke manusia. Vaksin yang dianggap berpotensi mencegah penularan virus corona itu dikembangkan oleh Institut untuk Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS serta perusahaan bioteknologi Moderna. (Antara)