BOGOR-Puluhan warga di Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor menjalani isolasi mandiri karena berstatus orang dalam pengawasan (ODP) Coronavirus Disease atau Covid-19.
Mereka diketahui ikut dalam acara tahlilan seorang warga yang dinyatakan positif Covid-19 setelah meninggal dunia pekan lalu.
“Sebetulnya kita inisiatif sendiri meminta warga yang ikut tahlilan untuk mengisolasi mandiri di rumah,” kata Sekretaris Camat Ciseeng, Heri Risnandar saat dihubungi wartawan, Senin (13/4/2020).
Baca Juga:Dianiaya, Ditembak, Ditusuk Sangkur, Diseret 100 Meter, Keluarga Korban: Almarhum Qidam Bukan TerorisIni 5 Wilayah Jawa Barat Berlaku Pembatasan Sosial Berskala Besar
Namun untuk keluarga terdekat seperti anak dan istri serta pembantunya akan menjalani rapid test hingga test swab hari ini.
“Utamanya mereka dulu, karena mereka kontak langsung dengan almarhum,” kata dia.
Menurutnya, saat ini pengurus RT/RW masih melakukan penelusuran siapa saja yang pernah ikut tahlilan selama tujuh hari di rumah almarhum.
“Sepertinya ga lebih dari 30 orang. Yang datang kan hanya warga sekitar RT situ saja,” ucapnya.
Heri mengungkapkan, warganya kini berstatus ODP setelah Pemerintah Kabupaten Bogor mengumumkan jika almarhum positif Covid-19.
Almarhum sempat dirawat di RSUD Cibinong karena sakit jantung. Meski begitu, pasien tersebut dilakukan test swab untuk mengetahui kemungkinan ada virus corona.
Beberapa hari setelah diambil sampel dahak di tenggorokan, pasien tersebut meninggal. Kemudian almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga di kawasan Cibinong.
Baca Juga:Bahaya Tersembunyi Jalur Sutra Digital dan Jalur Maritim ChinaDistribusikan Ribuan Paket Sembako dan Masker untuk Cirebon-Indramayu, Selly: Perlu Gotong Royong Tangani Covid-19
Proses pemakaman pun dilakukan seperti biasa tanpa ada penanganan khusus layaknya memakamkan jenazah pasien Covid-19. Karena diagnosa dokter pasien sakit jantung dan almarhum juga sebelumnya bukan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).
Setelah jenazah dimakamkan, keluarga almarhum pulang ke Ciseeng dan malam harinya menggelar tahlilan selama tujuh hari yang dihadiri warga sekitar.
Seminggu kemudian atau setelah selesai tahlilan, hasil test swab keluar dan almarhum dinyatakan positif COVID-19.
“Setelah Pemkab Bogor mengeluarkan informasi kalau almarhum ternyata positif corona, ya warga kaget,” ujar Heri.
Namun demikian, warga sudah diimbau untuk tidak panik. Mereka yang pernah ikut tahlilan untuk melakukan isolasi mandiri dan bagi yang mengalami gejala klinis untuk segera melapor ke pihak desa maupun puskesmas.
“Ga perlu panik, yang penting diam di rumah dan jaga jarak,” kata dia.