Ke-14 menteri yang menandatangani–sebut saja Deklarasi Bappenas–itu, secara berurutan adalah Ir Akbar Tandjung; Ir Drs AM Hendropriyono SH, SE, MBA; Ir Ginandjar Kartasasmita; Ir Giri Suseno Hadihardjono MSME; Dr Haryanto Dhanutirto; Prof Dr Ir Justika S. Baharsjah M.Sc; Dr Ir Kuntoro Mangkusubroto M.Sc; Ir Rachmadi Bambang Sumadhijo; Prof Dr Ir Rahardi Ramelan M.Sc; Subiakto Tjakrawerdaya SE; Sanyoto Sastrowardoyo M.Sc; Ir Sumahadi MBA; Drs Theo L. Sambuaga; dan Tanri Abeng MBA.
Alinea pertama surat itu, secara implisit meminta agar Soeharto mundur dari jabatannya. Perasaan ditinggalkan, terpukul, telah membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain kecuali memutuskan untuk mundur.
Kepada Yth.
Bapak Presiden RI
Bersama ini dengan hormat kami laporkan bahwa setelah melakukan evaluasi terhadap situasi akhir-akhir ini, terutama di bidang ekonomi, kami berkesimpulan bahwa situasi ekonomi kita tidak akan bertahan lebih dari 1 (satu) minggu apabila tidak diambil langkah-langkah politik yang cepat dan tepat sesuai dengan aspirasi yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, khususnya mengenai reformasi di segala bidang, seperti antara lain yang direkomendasikan oleh DPR RI dengan pimpinan fraksi-fraksi pada Selasa, 19 Mei 1998.
Baca Juga:Momen Bocah 2 Tahun Dijemput Petugas Berpakaian APD, Diduga Terinfeksi CoronaInsiden Habib Umar Assegaf dengan Satpol PP, MUI Jatim Cemas
Dalam hubungan ini, kami bersepakat bahwa langkah pembentukan kabinet baru sebagaimana yang Bapak rencanakan tidak akan menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami secara pribadi-pribadi menyatakan tidak bersedia diikutsertakan dalam susunan kabinet baru tersebut.
Sebagai anggota Kabinet Pembangunan VII kami akan tetap membantu sepenuhnya pelaksanaan tugas yang Bapak emban dalam menyukseskan Catur Krida Kabinet Pembangunan VII.
Atas perhatian dan perkenan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Akbar TanjungA.M. HendropriyonoGinandjar KartasasmitaGiri SusenoHaryanto DhanutirtoYustika BaharsyahKuntoro MangkusubrotoRachmadi Bambang SumadhijoRahardi RamelanSubiakto TjakrawerdayaSanyoto SastrowardoyoSumahadiTheo L. SambuagaTanri Abeng
Soeharto benar-benar tidak menduga akan menerima surat seperti itu. Persoalannya, sehari sebelum surat itu tiba, ia masih berbicara dengan Ginandjar untuk menyusun Kabinet Reformasi. Ginandjar masih memberikan usulan tentang menteri-menteri yang perlu diganti, sekaligus nama penggantinya.
Probosutedjo, adik Soeharto, yang berada di kediaman Jalan Cendana, malam itu, mengungkapkan, Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang. “Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu. Suasana bimbang ini baru sirna setelah Habibie menyatakan diri siap menerima jabatan Presiden,” ujarnya.