Penandaan kicauan Trump ini semakin memperdalam perselisihan yang sedang berlangsung Trump dengan Twitter. Baru kemarin, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menargetkan perusahaan media sosial, beberapa hari setelah Twitter menyebut dua tweet-nya “berpotensi menyesatkan.”
Pada hari Selasa, Twitter menerapkan pemeriksaan fakta pada dua tweet Trump, termasuk yang mengklaim tanpa bukti bahwa surat suara akan menyebabkan kecurangan pemilu yang meluas. Trump segera membalas tindakan Twitter dengan menuduh raksasa media sosial menyensor suara kubu konservatif dan mengancam menggunakan kekuatan pemerintah federal untuk mengendalikannya, atau bahkan menutupnya.
Facebook dan Google mengatakan proposal perintah eksekutif Trump berisiko membahayakan internet dan ekonomi digital yang lebih luas. (*)