JAKARTA-Buku berjudul “Revolusi, Diplomasi, Diaspora: Indonesia, Tiongkok dan Etnik Tionghoa 1945-1947” karya Taomo Zhou memuat cuplikan dialog antara pentolan PKI DN Aidit dan tokoh komunis, sekaligus pendiri Republik Rakyat China, Mao Zedong.
Yang paling menarik adalah mengenai upaya PKI melakukan kudeta. Taomo Zhou mencantumkan sebuah arsip-arsip sejarah yang disimpan di Beijing tentang pertemuan DN. Aidit dengan Mao Zedong dan petinggi Partai Komunis China.
Dalam pertemuan yang berlangsung 5 Agustus 1965 di China itu, Aidit menyampaikan rencana untuk melakukan kudeta.
Baca Juga:Momen Menarik Debat Calon Presiden Amerika Serikat, Jo Biden Ucap ‘Insya Allah’Bebas Visa Indonesia-Suriname Resmi Berlaku
Sebagai bukti menguatkan, Taomo Zhou menyertakan sebuah foto Mao Zedong diapit DN Aidit dan istrinya, Tanti serta anggota Politbiro PKI, Jusuf Adjitorop.
Berikut ini transkip lengkap percakapan DN Aidit dengan Mao Zedong berdasarkan disertasi Taomo Zhou pada tanggal 5 Agustus 1965:
Mao: Saya rasa Sayap Kanan Indonesia bertekat merebut kekuasaan, apa kau juga ingin seperti itu?
Aidit: (Mengangguk) jika Soekarno mati, ini akan menjadi sebuah pertanyaan besar siapa yang akan mendapatkan kekuasaan
Mao: Saya menyarankan Anda jangan terlalu sering pergi ke luar negeri. Anda bisa mewakilkan orang nomor dua di partai Anda untuk pergi ke luar negeri sebagai gantinya.
Aidit: Sayap Kanan akan melakukan dua kemungkinan aksi. Pertama, mereka dapat menyerang kami. Jika benar, kami tentu akan punya alasan menyerang balik. Kedua, mereka dapat mengadopsi metode yang lebih moderat dengan membangun pemerintahan Nasakom. Tanpa Soekarno ini akan menjadi mudah bagi mereka untuk mendapatkan dukungan dari kalangan tengah untuk mengisolasi kami. Skenaro terakhir akan sulit untuk kami. Bagaimanapun kita harus menghadapinya. Amerika telah meminta dia (Nasution) untuk lebih fleksibel dibanding sebuah kudeta. Dan dia menerima saran Amerika.
Mao: Itu tidak bisa diandalkan. Situasi saat ini telah berubah
Baca Juga:Gelombang PHK Jilid Kedua Dampak Resesi Tak TerelakkanKomandan Densus 99 Banser NU: Jelas Kami Berhadapan dengan PKI, Dulu Ngapain Aja
Aidit: Skenario pertama, kami berencana membentuk komite militer. Mayoritas komite adalah Sayap Kiri tapi juga harus memasukan elemen moderat. Dengan cara ini, kami bisa membuat bingung musuh kita. Musuh tentu tidak yakin dengan arah komite ini dan para komandan militer yang simpatik ke Sayap Kanan tidak akan langsung melawan kita. Jika kami menunjukkan bendera merah tentu mereka akan langsung menentang kami. Itu kepala komite militer ini akan menjadi anggota bawah tanah dari partai kami, tetapi dia akan mengidentifikasi dirinya sebagai pihak netral. Komite militer ini tidak boleh bertahan lama karena orang baik akan berubah menjadi jahat. Setelah didirikan, kami perlu mempersenjatai para buruh dan petani secara tepat waktu.