Keberhasilan legalisasi ganja di lima negara bagian seusai Pilpres AS diramalkan akan menciptakan efek domino pada negara bagian lainnya. Yang mana, pemimpin negara bagian yang awalnya masih ragu-ragu, kini dapat memikirkan untuk mengambil langkah yang sama, yakni melegalkan ganja.
“Saya pikir negara bagian lain pasti akan mengikuti dalam hal melegalkan ganja rekreasi,” kata Matthew.
Sehari setelah New Jersey mengesahkan legalisasi ganja, Walikota New York Bill de Blasio langsung terinspirasi melegalkan penggunaan ganja untuk medis.
Baca Juga:Jokowi Perintahkan Tito Tegur Kepala Daerah yang Tidak Menaati Protokol KesehatanIni Alasan Kapolri Copot Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat
“Kami melihatnya di New Jersey. Sekarang, saatnya bagi Negara Bagian New York untuk melakukannya. Legalisasi ganja dengan cara yang benar,” katanya.
Tak hanya Walikota, Gubernur New York Andrew Cuomo pun telah menggemakan pesan yang sama. Cuomo mengungkap, persyaratan legalisasi ganja sudah dilakukan. “Saya kira tahun ini (persyaratan) sudah matang karena negara akan sangat membutuhkan dana,” kata dia.
Sementara, Senator asal New York, Charle Schumer meminta pemerintah untuk segara mengahiri larangan ganja di AS. Menurutnya, dengan legalisasi ganja, AS akan mampu mengurangi kerugian yang diakibatkan perang terhadap narkoba, khususnya di komunitas kulit hitam.
Mark mengatakan, ada kelompok yang menginginkan ganja tetap ilegal di AS. Kelompok Smart Approaches to Marijuana menentangnya. Pendirinya Kevin Sabet mengungkap, upaya legalisasi ganja hanya akan menguntungkan perusahaan yang berniat memanfaat kecanduan rakyat AS terhadap ganja.
Meski begitu, Kevin memuji rencana kebijakan Presiden terpilih Joe Biden tentang obat-obatan karena ingin menekankan dekriminalisasi pengguna ganja, dan penghapusan catatan kriminal bagi orang-orang yang ditangkap karena memiliki narkoba dengan jumlah yang sedikit.
Tetapi, Kevin tetap tak setuju bahwa ganja harus menjadi industri penting.
“Kami siap bekerja sama dengan Biden untuk membantu mempromosikan kebijakan obat berbasis sains yang menguntungkan orang, bukan industri ganja yang mencari keuntungan untuk kecanduan dan investornya dari Tembakau Besar, Alkohol Besar, Farmasi Besar, dan lainnya di Wall Street,” katanya. (*)