“Kita sudah memulai melakukan penataan di Simpang Dawuan termasuk di jalan nasional. Kita targetkan 8 Desember 2020 penataan selesai karena dari informasi, 10 Desember 2020 akan dilakukan soft opening Pelabuhan Patimban,” ungkap Hedy.
Kawasan Industri ManyingsalSelain memberi dukungan akses menuju Pelabuhan Patimban, Bina Marga juga memberi dukungan pada kawasan industri terpadu di Subang, Manyingsal. Kawasan industri tersebut akan terkoneksi langsung dengan Tol Cipali yang salah satunya juga akan memanfaatkan Jalan Tol Akses Patimban ke depannya.
Dukungan lain adalah menyiapkan peningkatan jalan biasa menuju Patimban mulai dari jalan Provinsi Subang – Pagaden dan konektivitas menuju Pasir Bungur. Jadi peta tersebut merupakan rencana pengembangan kawasan di Manyingsal. Tahun 2021, Kempupera akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,96 triliun di kawasan industri tersebut untuk mendukung akses menuju Tol Cipali dan pembangunan jalan di dalam kawasan.
Baca Juga:KPK Amankan 10 Orang, Sita Dokumen Rumah Sakit di CimahiLuigi De Magistris: Stadion San Paolo Dinamai Diego Armando Maradona
Hedy berharap, dengan dibukanya Pelabuhan Patimban nanti, Bina Marga dapat memberikan dukungan prasarana yang memadai. Tentu dalam jangka pendek melalui jalan nasional yang sekarang sedang ditata atas kerja sama dan masukan dari Kemhub.
Sedangkan dalam jangka menengah, Bina Marga juga berharap Jalan Tol Akses Patimban dapat berperan kompetitif untuk konektivitas antara kawasan industri dan Pelabuhan.
Untuk itu, ia memastikan kualitas jalan menuju Patimban dapat terus dipelihara. Paling tidak dengan memenuhi tiga aspek. “Jadi nanti kita pastikan karena jalan tol menuju Patimban tentu porsi truknya akan tinggi. Saya kira lebih spesifik seperti jalur-jalur ke Priuk. Jadi nanti kita pastikan bahwa perencanan bebannya sudah mengakomodasi porsi truk yang tinggi,” ucap Hedy.
Aspek kedua menyangkut persoalan kualitas konstruksi yang diakuinya masih menjadi pekerjaan rumah Bina Marga. Walaupun sebetulnya, keseluruhan aspek konstruksi jalan tol merupakan tanggung jawab Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Hanya saja, akhir-ini, ia menerima banyak keluhan mengenai buruknya kualitas jalan tol. Artinya, investor jalan tol kelihatannya belum siap sepenuhnya menerima tanggung jawab mengenai kualitas jalan tol.
Hal itu mungkin didasarkan oleh banyak pertimbangan bisnis sehingga terkadang ada upaya-upaya menekan biaya konstruksi. Untuk mengantisipasinya, Kempupera pun tengah membentuk satuan tugas (satgas) penjamin mutu. Sehingga Bina Marga akan masuk lebih dalam guna memastikan konstruksi tol sesuai spesifikasi.