JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku kesulitan untuk menangkap eks caleg PDI Perjuangan Harun Masiku yang menjadi penyuap dalam kasus suap Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPR RI 2019-2024.
Bahkan, Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango mengakui, lebih sulit menangkap Harun ketimbang menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang menjadi tersangka dalam kasus suap ekspor benur atau bibit lobster.
Menurut Nawawi, kesulitan ini terjadi karena berbeda dengan Edhy, Harun saat ini sudah tidak lagi menggunakan perangkat elektronik untuk berkomunikasi.
Baca Juga:Satuan Tugas TNI-Polri Operasi Tinombala Buru Pelaku Teror di SigiKapolda Sulawesi Tengah Sebut 8 Orang DPO MIT Poso Ali Kalora Pelaku Teror Sigi
“Memang ada kesulitan-kesulitan teknis. Misalnya, diduga HM (Harun Masiku) ini kan tidak lagi menggunakan perangkat komunikasi seperti handphone dan lainnya, itu dugaan sementara. Berbeda dengan seorang menteri yang tentu alat komunikasinya sangat terbuka dan terus digunakan,” kata Nawawi dalam acara diskusi Crosscheck yang ditayangkan di YouTube, Minggu, 29 November.
Lebih lanjut, sejumlah upaya saat ini telah dilakukan KPK untuk mencari buronannya tersebut. Selain melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian dan memasukkan Harun Masiku ke dalam daftar pencarian orang (DPO), KPK juga kerap menampilkan wajah Harun Masiku dalam tiap kegiatan koordinasi dan supervisi di berbagai daerah dengan harapan ada masyarakat yang dapat melaporkan keberadaan buronannya tersebut.
Selain itu, KPK juga telah melakukan berbagai evaluasi untuk mencari tahu mengapa pihaknya sulit mencari Harun Masiku. Bahkan, dia mengaku sudah berulang kali memanggil Deputi Penindakan KPK Karyoto dan menyatakan telah memberikan izin jika satgas yang mencari buronan itu membutuhkan personil bantuan. Apalagi, Harun memang berusaha terus menghilangkan jejak dalam pelariannya.
“Di situ satgas yang sebenarnya melakukan sidik itu diujungnya meminta bantuan satgas lain untuk memback-up. Jadi ini sudah kami lakukan dalam proses pencarian HM,” tegasnya.
Sementara saat disinggung banyaknya permintaan agar tim satgas yang mencari Harun Masiku digantikan dengan satgas yang melakukan penangkapan terhadap eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi dan Menteri KP Edhy Prabowo, yang semuanya dipimpin oleh penyidik senior Novel Baswedan, Nawawi tak menjawab pasti.