JAKARTA-Harta kekayaan yang dimiliki putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dianggap terdapat kejanggalan.
Baca: Soal Nama Gibran Rakabuming Raka Dikaitkan dengan Dugaan Korupsi Bansos, Simak Respons KPK
Kejanggalan itu dikarenakan, laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang dilaporkan Gibran ke KPK sebesar Rp 21 miliar.
Baca Juga:Jack Ma sebelum Hilang Misterius, Pernah Beri Bantuan 16 Ribu APD ke Jawa BaratBelum Ada Izin BPOM Vaksin Produksi Sinovac Tiongkok Sudah Didistribusikan, Inilah Penjelasannya
Kejanggalan ini disampaikan oleh Pergerakan Masyarakat Madani (Permadani) saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa siang (5/1).
Ketua Permadani, Yonpi Saputra mengatakan, pihaknya menyoroti beberapa kejanggalan dari harta kekayaan milik Gibran.
Pertama, terkait usaha Gibran yaitu Martabak yang dianggap sepi pembeli.
Kedua, terkait adanya kucuran dana kepada Gibran. Yaitu, kucuran dana dari Firma Ventura Alpha JWC Ventures sebesar Rp 28,3 miliar untuk startup Mangkok Ku dan sebelumnya juga untuk startup Goola sebesar Rp 71 miliar.
“Ada kejanggalan, yaitu memiliki harta Rp 21 miliar, bisnis martabak sepi, tapi masih diberi suntikan dana puluhan miliar,” ujar Yonpi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa siang (5/1).
Apalagi kata Yonpi, Gibran juga dikaitkan dengan dugaan memberikan rekomendasi PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex kepada Juliari Peter Batubara selaku Menteri Sosial (Mensos) agar menjadi perusahaan yang melakukan pengadaan goodie bag atau tas kain untuk membungkus sembako.
“Gibran sudah mempersilakan untuk mengecek LHKPN-nya. Untuk itu, kami mendesak KPK segera menyelidikinya,” pungkas Yonpi. (*)