BERITA-Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengutuk keras ledakan yang diduga aksi bom bunuh diri di di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi.
Baginya, aksi ini merupakan tindakan keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran agama.
Baca: Teror Bom Bunuh Diri Makassar, Muhammadiyah: Boleh Jadi Bentuk Adu Domba
Baca Juga:Pelaku Teror Bom Bunuh Diri di Makassar, BNPT: 90 Persen TeridentifikasiTeror Bom Bunuh Diri Makassar, Muhammadiyah: Boleh Jadi Bentuk Adu Domba
“Apa pun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri juga sangat merugikan orang lain,” tegas Menag kepada wartawan.Akibat ledakan di depan Gereja Katedral, sejumlah orang dilaporkan terluka. Pada saat kejadian, sebagian jemaat tengah beribadah di dalam gereja.
Menag berharap kepolisian dan aparat yang berwenang bisa segera mengungkap latar belakang aksi kekerasan yang dilakukan di dekat tempat ibadah ini.
Tak hanya itu, Menag juga berharap, aparat bisa mengungkap tuntas aktor-aktor yang terlibat dalam aksi keji ini.
Menag memprediksi, aksi yang dilakukan pengebom bunuh diri tidak dilakukan tunggal. Sebab seringkali para pelaku ini digerakkan oleh jaringan, namun mereka bekerja dalam senyap dan rapi.
“Kepolisian juga perlu meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah sehingga masyarakat bisa semakin tenang dan khusyuk dalam beribadah,” katanya.
Atas kejadian ini, Menag juga mengimbau para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara moderat.
Menurut Menag, agama apa pun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan. Sebab kekerasan akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan dan pasti merugikan banyak pihak. Kekerasan ini pulalah yang rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang sudah terbina dengan rukun dan baik.
Baca Juga:Sinyal Keras, Aksi Teror Tidak Surut karena PandemiTeror Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Diketahui Berada di Satu Area Polsek, Polrestabes hingga Balai Kota
Gus Yaqut juga mengajak semua pihak untuk mengutamakan jalan damai dalam menghadapi persoalaan seperti dengan dialog, diskusi, silaturahmi dan lain sebagaianya. Jika cara itu ditempuh, diyakini akan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
“Selain itu tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau menjadi korban dari kekerasan,” tutupnya. (*)