BERITA-KJRI Jeddah mengamankan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) perempuan yang tidak dipulangkan selama 10 tahun. PMI asal Purwakarta berinisial TSA tersebut mengaku baru digaji dua bulan selama bekerja.
Sisanya masih ada di pengguna jasa atau majikan. TSA juga jarang diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan keluarganya di tanah air.
Nasib yang dialami TSA berhasil diungkap oleh Tim Pelayanan dan Pelindungan WNI saat menggelar Pelayanan Terpadu 9 hingga 10 April 2021 di Abha, kota sejuk yang berjarak sekitar 700 kilometer dari KJRI Jeddah.
Baca Juga:Data Percakapan CVR Sriwijaya SJ182 Berhasil Diunduh, KNKT Sebut Alami GangguanIkatan Cinta Bentrok dengan Waktu Sholat Tarawih, Penggemar Fanatik Mohon Selama Ramadhan Jam Tayang Sinetron Diundur
Saat itu, TSA hadir bersama anak majikan untuk mengurus penggantian paspor yang tidak diurus pihak majikan sejak 2016.
Kepada Tim Yandu, perempuan yang bekerja sebagai Asisten Rumah Tanggah (ART) tersebut mengaku terpaksa bekerja tanpa mengenal istirahat yang cukup. Setiap hari, dia mengurus rumah berlantai enam yang dihuni keluarga besar majikan, dan mengaku hanya bisa beristirahat 2 hingga 3 jam.
Saking jarangnya berkomunikasi dengan pihak keluarga dan kurangnya beriteraksi dengan sesama WNI, TSA menceritakan permasalahan yang dialaminya dalam bahasa Indonesia yang agak kacau, sehingga sulit dimengerti oleh petugas.
Kurang istirahat telah menyebabkan kondisi kesehatan TSA sangat rapuh. Dia sempat tak sadarkan diri di lokasi pelayanan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Saat itu juga, majikan langsung dipanggil Tim Yandu untuk datang ke lokasi pelayanan agar dia menyelesaikan hak-hak ARTnya itu. Majikan berjanji dalam pernyataan tertulis akan memenuhi hak-hak TSA yang telah melayani keluarganya selama 10 tahun.
Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono, memerintahkan agar TSA dibawa ke KJRI Jeddah melalui jalur darat dan diistirahatkan sementara di Shelter KJRI.
Membuka kegiatan Yandu di Abha, Konjen RI Jeddah menyampaikan program Yandu selain untuk mendekatkan pelayanan KJRI Jeddah kepada masyarakat yang tinggal berjauhan dari KJRI Jeddah, juga untuk meringankan beban waktu, biaya dan tenaga dari para WNI.
Baca Juga:Usai Temuan Gunung Emas Kongo, Kini ‘Kota Emas’ Zaman Firaun yang Hilang DitemukanUsai Gempa 6,7 SR, Muncul Cahaya Aneh di Langit Malang, Pertanda Apa?
“Ini bentuk reach-out (jemput bola), di mana di situ ada kantong-kantong warga kita yang bekerja di kota-kota di Arab Saudi,” ucap Konjen, dalam keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).