BERITA-Mereka mengeluarkan senjata favorit mereka di atas air. Dilansir dari New York Post, lebih dari dua lusin pejuang Taliban, yang dipersenjatai dengan peluncur roket dan senapan serbu, terlihat mengendarai perahu pedal berwarna-warni bertema angsa di Taman Nasional Band-e Amir di provinsi Bamiyan timur Afghanistan, Sabtu (18/9).
Dalam salah satu foto yang dibagikan ke Twitter oleh reporter Jake Hanrahan, seorang pejuang Taliban tampaknya mengarahkan granat berpeluncur roket.
https://twitter.com/Jake_Hanrahan/status/1439304675514273800?s=20
Danau biru tua di jantung negara itu telah dianggap sebagai tempat yang relatif aman, sebelum pengambilalihan kelompok militan bulan lalu.
Baca Juga:Beredar Foto Helikopter Diangkut Melalui Perbatasan Afghanistan, Pakistan Pasok Peralatan Militer ke Taliban?Waspada Kalau Pagi Cerah dan Sore Hujan Lebat, Ini Penjelasannya
“Taman ini berfungsi sebagai ikon identitas orang-orang Afghanistan, yang pada dasarnya menjadi mercusuar stabilitas selama tiga dekade kekacauan yang mereka alami,” Alex Dehgan, sebelumnya di Wildlife Conservation Society, mengatakan kepada CNN pada 2019.
James Willcox, pendiri perusahaan tur yang berbasis di Inggris, Untamed Borders, mengatakan bahwa dulu cukup aman untuk membawa rombongan pengunjung.
“Setiap kali kami membawa orang (ke Band-e-Amir), mereka mengalami hari yang menyenangkan,” kata Willcox kepada CNN saat itu.
“Kebanyakan orang berpikir Afghanistan adalah gurun yang kering, penuh dengan perang dan teror, serta kesengsaraan dan fundamentalisme. Namun, semua hal ini ada, tetapi banyak hal lain juga ada. Jenis kehidupan yang biasa-biasa saja tidak terjadi di berita, tetapi terjadi di sekitar kita.”
Penguasa baru Afghanistan telah melihat konflik yang berkembang dengan ISIS-K yang bahkan lebih ekstrem, yang memiliki benteng di provinsi Nangarhar timur.
Ledakan pada Sabtu (18/9) di kota Jalalabad menewaskan tiga orang, setidaknya beberapa di antaranya adalah anggota Taliban.
Protes juga terjadi di seluruh negeri sebagai tanggapan atas larangan baru Taliban terhadap anak perempuan kembali ke sekolah. (*)