JAKARTA-Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti potensi kemacetan parah yang akan terjadi pada mudik Lebaran 2022.
Ia pun mengingatkan agar pemerintah memfasilitasi masyarakat yang hendak mudik sebaik mungkin. Menurutnya, mudik Lebaran 2022 akan semakin mendorong pemulihan ekonomi dengan meningkatkan pariwisata daerah dan menggerakkan UMKM lokal.
Menanggapi hal itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam menilai pernyataan Puan tidak salah. Penilaian itu didasarkan pada sejarah mudik yang memang mampu menggerakkan perekonomian rakyat.
Baca Juga:Suara Rakyat Harus Didengar Pemerintah dan ParlemenPuan Resmikan Penataan Kawasan Gunung Kemukus
“Saya kira apa yang disampaikan oleh Mbak Puan Maharani ya ada benarnya. Karena secara historis, kalau kita lihat dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun, mudik lebaran itu menggerakan perekonomian rakyat,” ujar Piter saat dihubungi (26/4).
Seperti diketahui selama dua periode Lebaran, tidak ada aktivitas mudik dalam skala besar mengingat masih dalam masa darurat pandemi dan angka kasus covid-19 yang masih tinggi. Mudik dinilai akan mampu menyegarkan kegiatan ekonomi rakyat yang madek selama pembatasan mudik diberlakukan.
“Dengan adanya mudik, berbagai bentuk kegiatan ekonomi rakyat di daerah-daerah itu terbangkitkan, hidup. Itu yang selama 2 tahun terakhir relatif mati,” tegasnya.
Menurut Piter, dengan pelonggaran aturan mudik pada Lebaran kali ini, diperkirakan jumlah pemudik itu akan melonjak sangat tinggi bahkan melampaui angka mudik tahun 2019 sebelum pandemi.
“Makanya Jasa Marga itu sangat konsentrasi dan sangat mempersiapkan diri untuk menata jalan tol agar supaya tidak terjadi kemacetan yang terlalu luar biasa,” tambahnya.
Berdasarkan Hasil Survei Online Potensi Pergerakan Orang Selama Masa Lebaran 2022 (Idul Fitri 1443 H) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub, potensi pergerakan nasional adalah 31,6% atau sebanyak 85,5 juta orang akan bepergian ke luar kota pada masa Lebaran 2022. Asal perjalanan terbanyak dari daerah Jawa Timur 17,1% atau 14,6 juta orang, Jabodetabek 16,4% atau 14,0 juta orang, Jawa Tengah 14,1% atau 12,1 juta orang, Jawa Barat 10,8% atau 9,2 juta orang, Sumatera Utara 4,7% atau 4,0 juta orang. Berdasarkan pilihan moda, sebanyak 26,8% atau 22,9 juta orang memilih menggunakan mobil pribadi. 19,8% atau 16,9 juta orang memilih menggunakan sepeda motor. 16,5% atau 14,1 juta orang memilih menggunakan bus. 10,4% atau 8,9 juta orang memilih menggunakan pesawat.