JAKARTA-Dalam waktu dekat Partai Nasional Demokrat (NasDem) akan mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dengan agenda memilih calon presiden yang akan diusung pada pemilu 2024. Sejumlah nama mengemuka, termasuk calon dari koalisi PDI Perjuangan.
Dalam pencalonan tersebut terdapat nama yang muncul diantaranya, politisi PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Erick Thohir dan Jenderal Andika Perkasa.
“Kalau pun NasDem mengusung kader partai lain, justru bebannya ada pasa orang yang diusung. Orang yang diusung keterbebankan, setelah dia diusulkan oleh Nasdem dia menolak atau tidak,” kata Pakar Komunikasi Politik Hendri Satrio.
Baca Juga:Kunjungi Korea Selatan, Megawati Bahas IniMilad 90 Tahun Pemuda Muhammadiyah, Puan: Terus Bersinergi untuk Membangun Bangsa
Hendri menuturkan, jika Ganjar Pranowo dicalonkan oleh NasDem, maka harus segera merespon agar tidak menyakiti hati PDI Perjuangan atau pemilih NasDem.
“Kalau dia tidak segera merespon, dia akan melukai hati PDI Perjuangan, artinya pintu dia juga tertutup di PDI Perjuangan. Kalau saya jadi Ganjar begitu diumumkan dia harus bersikap, entah itu menolak atau menerima,”tutur pria yang juga menjabat sebagai dosen komunikasi politik di Universitas Paramadina ini.
Hendri menyebutkan, semua itu adalah dinamika dalam berdemokrasi. “Ya dalam sebuah pertandingan ada koalisi wajar, kalau pertandingan sudah selesai dan ganti koalisi itukan wajar. Itu namanya dinamika politik,” sebut pria yang akrab disapa Hensat ini.
Lanjut dia, yang mesti dijaga oleh NasDem adalah amanah dari pemilihnya. “Keberpihakan kepada masyarakat. Bagaimana Nasdem menjaga keinginan masyarakat atau bisa menjawab kesulitan di masyarakat dengan program program si nasdem, termasuk memilih calon pemimpin,” pungkasnya. (unu)