Kasus kematian legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, kembali dibuka. Ada delapan tersangka yang siap diadili.
Kematian legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, masih menyimpan sejuta misteri.
Meski hampir berjalan dua tahun, kasus kematian Maradona masih belum selesai.
Baca Juga:Chris Hemsworth Telanjang di Thor: Love and ThunderAktor Ezra Miller Disangka Sekap Tiga Anak dan Seorang Ibu
Baru-baru ini, seorang hakim Argentina malah membuka kembali kasus kematian Maradona.
Dilansir BolaSport.com dari Marca, pada Rabu (22/6/2022) kemarin, hakim tersebut menetapkan delapan tersangka akan diadili.
Delapan tersangka tersebut adalah dokter dan perawat yang merawat Maradona sebelum akhir hidupnya.
Ahli bedah otak sekaligus dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, adalah salah satu dari delapan tersangka tersebut.
Selain itu, ada juga nama Agustina Cosachov, seorang psikiater yang ditugaskan mendampingi Maradona selama perawatan.
Baik Luque maupun Cosachov keduanya diduga menjadi tersangka utama dalam kematian Maradona.
Luque dan Cosachov diduga melakukan kelalaian medis yang berakibat kematian legenda timnas Argentina tersebut.
Baca Juga:“Everything Everywhere All at Once”, Mengajari Kita Bagaimana Mengembangkan Kemampuan Terbaik5 Pemain non-Amerika Serikat yang Terpilih di NBA Draft 2022
Meski sudah menetapkan delapan tersangka, pengadilan Argentina baru akan memulai sidang setelah akhir 2023 atau awal 2024.
Masih ada waktu satu tahun lebih untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kematian Maradona.
Maradona sendiri meninggal saat usianya menginjak 60 tahun pada 25 November 2020 lalu.
Kematian Maradona diduga karena gangguang pada pernapasan dan jantung saat dirinya menjalani perawatan pascaoperasi pembekuan darah di otaknya.
Namun, kematian Maradona menyisakan misteri karena para tim medis yang merawat mantan pelatih timnas Argentina itu dinilai melakukan malapraktik.
Para tim medis diduga tidak merawat Maradona dengan baik dan pantas selama masa pemulihan.
Oleh karena itu, kematian Maradona pun diselidiki oleh pihak berwenang di Argentina sejak 2021 lalu.