Puasa Dzulhijjah biasanya dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha. Puasa ini merupakan ibadah yang dianjurkan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah memang penuh keistimewaan. Bulan terakhir yang ada dalam penanggalan Hijriyah ini penuh dengan kesempatan untuk mendapatkan keutamaan pahala.
Selain puasa Dzulhijjah, ada pula puasa Tarwiyah dan Arafah yang bisa dilakukan. Ketiga amalan puasa tersebut merupakan amalan yang dapat dilakukan dari awal bulan Dzulhijjah hingga sebelum Hari Raya Idul Adha.
Ibadah puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah ini dapat dilakukan selain melaksanakan ibadah haji, kurban, dan tentunya Salat Idul Adha.
Pada 7 hari pertama bulan Dzulhijjah disebut juga puasa Dzulhijjah, hari ke-8 merupakan puasa Tarwiyah, dan hari ke-9 merupakan puasa Arafah. Amalan puasa Dzulhijjah juga merujuk pada sabda Rasulullah SAW:
“Tidak ada hari di mana amal salih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab, ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya, lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”
Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yakni dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadan, diperbolehkan mengqadanya bersamaan puasa sunah Dzulhijjah.
Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi, andaikan puasanya hanya niat qada, maka mendapat pahala keduanya, melansir laman Nahdlatul Ulama (NU).
Niat Puasa Dzulhijjah
Berikut niat puasa Dzulhijjah:
– Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah:
“Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta’ala. Artinya, “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala.”
– Niat puasa sunnah pada 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah):
“Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala. Artinya, “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala.”
– Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah):
“Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala. Artinya, “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’ala.”