Karena puasa Dzulhijjah merupakan puasa sunah, bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:
Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah:
“Nawaitu shauma hadzal yaumi’an ada’i syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta’ala. Artinya, “Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’ala.”
Setelah selesai dengan ibadah puasa sunah 7 hari di awal bulan Dzulhijjah, umat Muslim yang masih ingin memperoleh keberkahan dari Allah SWT bisa melanjutkan dengan niat puasa Tarwiyah. Keutamaan puasa tarwiyah adalah dapat menghapuskan dosa satu tahun bagi siapa pun yang melakukannya.
Niat puasa Tarwiyah diucapkan pada tanggal 8 Dzulhijjah, tepat setelah puasa 7 hari selesai atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha.
Niat puasa Tarwiyah:
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala.”
Setelah membaca niat puasa tersebut, bisa menjalankan sahur pada dini hari dan menjalankan puasa Tarwiyah.
Setelah menjalankan puasa Tarwiyah, ada pula puasa sunah Arafah yang dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang menjalankan ibadah Haji. Puasa sunah Arafah dilakukan tepat setelah puasa Tarwiyah, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Keutamaan puasa Arafah ini tidak main-main, yaitu bisa menggugurkan dosa selama dua tahun. Rasulullaah SAW bersabda tentang puasa Arafah:
“Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu, dan puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. An Nasaa’i).
Niat puasa Arafah:
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala.”
Niat puasa Arafah ini bisa dibaca begitu selesai menjalankan ibadah puasa Tarwiyah di hari sebelumnya.