Akibat Corona, WhatsApp dan YouTube Batasi Peredaran Informasi Tidak Benar

Akibat Corona, WhatsApp dan YouTube Batasi Peredaran Informasi Tidak Benar
Banyaknya informasi berkenaan dengan virus corona di media sosial sekarang mendapat perhatian dari pengelola media sosial seperti WhatsApp. Facebook, Twitter dan YouTube. (AP: Patrick Sison)
0 Komentar

JAKARTA-Sudah lama diketahui jika media sosial tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dan menyebarkan kabar baik, tapi juga kabar yang tidak benar. Penyedia layanan kini mulai melakukan pembatasan.

Di tengah krisis dunia menghadapi pandemi virus corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut adanya ‘infodemic’, yakni banyaknya informasi yang keliru yang beredar.

Layanan media sosial, seperti WhatsApp dengan 2 miliar pengguna di dunia, mulai membatasi jumlah pesan yang bisa di-forward, atau diteruskan kembali

Sekarang pengguna WhatsApp hanya bisa meneruskan satu pesan sekali saja.

Baca Juga:Gubernur Keluarkan Instruksi Baru kepada Bupati/Wali KotaRidwan Kamil: Masyarakat Sehat Gunakan Masker Kain saat Beraktivitas

Perusahaan milik Facebook ini mengambil langkah menyusul tingginya penyebaran pesan mengenai berbagai nasihat kesehatan yang tidak benar sejak dimulainya krisis virus corona.

“Apakah forwarding [meneruskan pesan] hal yang buruk ? Tentu saja tidak. Kami tahu banyak pengguna yang menyebarkan pesan yang berguna, selain video lucu, meme, atau doa yang dirasakan banyak orang bermanfaat,” pihak WhatsApp mengatakan.

“Tetapi kami melihat adanya peningkatan tajam penyebaran pesan dimana para pengguna mengatakan merasa kewalahan dan bisa menyebabkan penyebaran informasi tidak benar.”

WhatsApp tidak sendirian dalam usaha membatasi penyebaran informasi keliru, terutama berkenaan dengan virus corona saat ini.

YouTube sekarang sudah melarang atau menghapus video yang menghubungkan gejala virus corona dengan jaringan telekomunikasi generasi lima (5G).

Menurut laporan BBC, teori konspirasi ini menyebutkan adanya hubungan langsung antara menara jaringan 5G dengan wabah COVID-19.

Bahkan di Inggris terjadi sejumlah serangan kepada beberapa orang yang bekerja untuk membangun menara 5G di berbagai tempat.

Baca Juga:Jabar Terima Bantuan 50 Ribu Alat RDT serta Ribuan Alat KesehatanTangani Pandemi Corona, Donald Trump: WHO Gagal, Didanai Amerika Serikat Namun Sangat China Sentris

Dalam wawancara langsung yang dimuat di YouTube hari Senin, David Icke, salah seorang penganut teori konspirasi dan tahun lalu dilarang masuk ke Australia, mengatakan adanya hubungan langsung 5G dengan krisis kesehatan sekarang ini.

Menyusul kritikan terhadap YouTube, dimana video tersebut sudah ditonton oleh 65 ribu orang, YouTube mengatakan kepada ABC bahwa video itu akan dicabut, selain juga video lain yang mendukung pendapat bahwa antena telekomunikasi ikut menyebarkan COVID-19.

“Kami memiliki kebijakan yang jelas melarang video yang mempromosikan metode medis yang belum terbukti guna mencegah penyebaran virus,” kata YouTube.

0 Komentar