Anomali Aneh Lemahkan Medan Magnet Bumi

Anomali Aneh Lemahkan Medan Magnet Bumi
0 Komentar

“South Atlantic Anomaly telah muncul selama lebih dari satu dekade dan pada tahun-tahun belakangan berkembang dengan cepat,” ujar Jurgeb Matzka, ilmuwan di German Research Centre for Geosciences.

“Kita sangat beruntung punya satelit untuk menginvestigasi perkembangan South Atlantic Anomaly. Tantangannya sekarang adalah untuk memahami proses di inti Bumi yang memicu perubahan itu,”ungkapnya.

Menurut ESA, salah satu teori yang mungkin menjelaskan fenomena tersebut adalah medan magnet Bumi akan terbalik di mana Kutub Utara dan Kutub Selatannya bertukar tempat.

Baca Juga:Kepada Tenaga Medis, Pesan Idul Fitri Prabowo Subianto: Hormat Saya Kepada Pejuang Garda Terdepan COVID-19Makanan Lebaran Bersantan Bolehkah Dipanaskan?

Kejadian semacam itu muncul terakhir kali pada 780 ribu tahun silam. Biasanya, peristiwa tersebut berlangsung setiap 250 ribu tahun sekali. Meski demikian, teori itu tidak sepenuhnya diterima para ilmuwan.

Pastinya, melemahnya medan magnet Buni dapat mengganggu sistem satelit dan telekomunikasi. ESA menyatakan South Atlantic Anomaly sudah menimbulkan gangguan di satelit yang mengorbit di Bumi.

Lembaga antariksa itu juga memperingatkan bahwa pesawat antariksa yang terbang di sekitar wilayah bersangkutan punya potensi kena masalah teknis.

Saat ini, ESA terus mengamati anomali tersebut. “Misteri asal muasal South Atlantic Anomaly belum terpecahkan,” sebut ESA.

“Tapi satu hal yang pasti, observasi medan magnet memberikan pandangan baru yang menarik untuk memahami proses yang terjadi di interior Bumi,” pungkasnya.

Ritual Kebudayaan

Satu peninggalan masa silam semacam itu milik sekelompok orang Afrika kuno, yang tinggal di Lembah Sungai Limpopo – berbatasan dengan Zimbabwe, Afrika Selatan, dan Botswana. Wilayah ini termasuk dalam Anomali Atlantik Selatan. Sekitar 1.000 tahun yang lalu, di wilayah itu, orang-orang Bantu menjalankan ritual takhayul yang rumit di masa-masa sulit lingkungan.

Selama masa kekeringan, mereka akan membakar gubuk-gubuk tanah liat dan tempat biji-bijian, dalam upacara pembersihan suci untuk membuat hujan datang lagi. Ritual ini kemudian menjadi bahan kajian para ilmuwan saat ini.

Baca Juga:Warga Perantau di Jakarta Shalat Idul Fitri di Atas AtapMudik Virtual Kunjungi Keluarga, Gunakan Aplikasi Ini

“Ketika Anda membakar tanah liat pada suhu yang sangat tinggi, Anda benar-benar menstabilkan mineral magnetik, dan ketika mereka mendinginkan dari suhu yang sangat tinggi ini, mereka mengunci catatan medan magnet bumi,” kata ahli geofisika John Tarduno yang termasuk dalam tim peneliti.

0 Komentar