Dampak Pandemi Gagas Petani Milenial, Pemprov Jawa Barat: Regenerasi Petani di Jawa Barat

Dampak Pandemi Gagas Petani Milenial, Pemprov Jawa Barat: Regenerasi Petani di Jawa Barat
Ilustrasi: Sektor pertanian (Net)
0 Komentar

Komoditas yang ditanam pun disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kondisi lahan. Hal itu dilakukan agar komoditas hasil petani muda dapat terserap pasar atau bahkan masuk pasar global.

Pemerintah Provinsi Jabar akan mencari offtaker, baik domestik maupun ekspor. Dengan begitu, petani muda dapat berkolaborasi dengan offtaker mengenai komoditas apa yang mesti dihasilkan.

“Komoditas harus yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berdaya saing, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Pemasarannya dapat juga dilakukan dengan kerja sama bersama para pelaku pasar sebagai offtaker,” ucap Dadan.

Baca Juga:Komisi IV Fraksi PKS: Pupuk Bersubsidi Masih Dipersimpangan JalanGeledah Kantor Kemensos, 2 Rumah Tersangka dan Sita Dokumen Terkait Bansos Covid-19

“Kami akan menjadi fasilitator dalam pemasaran komoditas hasil petani milenial melalui forum-forum offtaker dan forum-forum perbankan, serta forum marketplace seperti e-commerce, supaya terjadi kolaborasi Pentahelix semua pihak,” tambahnya.

Dadan menyatakan, teknologi 4.0 akan dimanfaatkan dalam program Petani Milenial. Ia menyebut bahwa implementasi teknologi menjadi dasar pembinaan petani milenial.

“Pemanfaatan teknologi internet of think dan manajemen pertanian modern menjadi materi utama. Begitu juga pemanfaatkan inovasi-inovasi teknologi dalam sistem budidaya, mulai on farm sampai dengan off farm,” katanya.

Dengan pemanfaatan teknologi, kata Dadan, diharapkan petani milenial dapat menembus pasar global. Selain itu, sejumlah upaya akan dilakukan Pemda Provinsi Jabar untuk mempromosikan komoditas petani milenial.

Pertama adalah intens berkomunikasi dengan Duta Besar untuk Indonesia di berbagai negara. Itu dilakukan untuk membuka pasar komoditas pertanian dari petani milenial.

“Melalui informasi dan komunikasi dengan Duta Besar untuk Indonesia, petani milenial bisa mempersiapkan komoditas apa yang diminati pasar di negara-negara tujuan ekspor,” ucap Dadan.

Selain membuka pasar domestik dan global, Pemda Provinsi Jabar akan mempermudah petani milenial mengakses perbankan dan sumber dana lainnya.

Baca Juga:Gedung Kemensos Terbakar Setelah Mensos Jadi Tersangka Kasus Korupsi? Faktanya!FPI Beberkan Kronologis Lengkap Penembakan 6 Orang Pengawal Habib Rizieq Shihab

“Kami akan memfasilitasi sarana dan prasaran infrastruktur, mulai dari hulu sampai hilir, dalam sistem yang terintegrasi,” kata Dadan.

Dalam tahun pelaksanaan Petani Milenial, Pemerintah Provinsi Jabar menargetkan ada sekitar 1.000 pemuda yang menjadi petani. Dadan berharap dengan program tersebut, pertanian Jabar maju dan mandiri.

Pemerintah Provinsi Jabar menjadikan swasembada pangan untuk mencapai ketahanan pangan sebagai salah satu mesin ekonomi Jabar pascapandemi COVID-19. Dengan ketahanan pangan, krisis pangan dapat dicegah. Dan petani milenial berperan penting untuk mewujudkannya. (*)

0 Komentar