Limbah Masker dan Sarung Tangan Plastik Polusi Baru di Tengah Pandemi Corona

Limbah Masker dan Sarung Tangan Plastik Polusi Baru di Tengah Pandemi Corona
Limbah medis di kampus barat Rumah Sakit Union Wuhan, Cina. Foto: Xinhua
0 Komentar

Walhi mendorong masyarakat mengantisipasi bercampurnya limbah masker dengan limbah rumah tangga dengan cara memilah limbah masker secara mandiri di rumah. Pemilahan limbah masker menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk mengantisipasi risiko penyalahgunaan limbah masker.

Limbah masker sekali pakai sebagai dampak merebaknya virus corona telah menjadi ancaman baru yang harus dicarikan solusinya. Di tingkat daerah, Dinas Lingkungan Hidup seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menerapkan protokol pengelolaan masker bekas dari rumah tangga. Protokol pengelolaan limbah B3 rumah tangga ini untuk mencegah penyebaran Covid-19.

DLH DKI Jakarta meminta masyarakat dapat memilah dan melakukan proses disinfeksi sederhana pada bekas masker. Caranya dengan merendam atau melakukan penyemprotan disinfektan, kemudian masker sekali pakai digunting untuk menghindari penyalahgunaan sebelum dibuang ke tempat sampah.

Baca Juga:Ini Cara Bersihkan Mobil dengan Benar untuk Lawan Virus CoronaNegara Arab Ini Resmi Legalkan Budi Daya Ganja demi Selamatkan Ekonomi

Langkah pencegahan dari ancaman limbah masker turut direspons kalangan masyarakat dengan menawarkan solusi pengolahan limbah masker sekali pakai. Hal demikian seperti dilakukan Archie Satya Nugroho dari Golimbah. Kini ia tengah melakukan riset untuk mengolah limbah masker sekali pakai menjadi bahan bermanfaat.

Archie bersama Golimbah akan melakukan riset untuk menggabungkan teknologi hidrotermal dan pirolisis. Kemudian akan dilakukan beberapa kali tes untuk melihat sampah masker tersebut dapat berpotensi menjadi bahan yang lebih bernilai guna.

Melalui proses pengolahan dengan temperatur sangat tinggi, mulai 150 hingga 500 derajat celsius, bakteri ataupun virus yang menempel pada masker tersebut akan mati. Riset sampah masker sekali pakai ini sudah dimulai sejak Maret 2020 seiring dengan merebak virus corona. Riset ditargetkan selesai dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan.

Melalui gerakan ini, Archie juga ingin masyarakat lebih sadar dan tetap peduli terhadap lingkungan. Masyarakat diharapkan tidak membeli dan menggunakan masker secara berlebih serta memikirkan orang-orang yang lebih membutuhkan. Antara lain seperti petugas medis, orang sakit, atau yang sudah berusia lanjut karena lebih rentan terpapar Covid-19. (*)

0 Komentar