Mengendalikan Dunia, Sosok Kontroversial JD Rockefeller

Mengendalikan Dunia, Sosok Kontroversial JD Rockefeller
John Davison Rockefeller (Foto: Wikimedia Commons)
0 Komentar

Cengkraman bisnis minyak ia perluas. John D. Rockefeller bersama saudaranya William A. Rockefeller, dan rekan bisnisnya yakni Henry Flagler, Jabez A. Bostwick, Samuel Andrews, dan Stephen V. Harkness, mendirikan Standard Oil Company Of Ohio pada tahun 1870. John D. Rockefeller jadi pemegang saham terbesar. 

Berkat kelihaian lobi dan kedekatannya dengan para politisi, Standard Oil memperoleh monopoli dalam industri minyak. John juga aktif membeli kilang minyak dari perusahaan kelas menengah dan kilang minyak pesaing bisnisnya. Produk Standard Oil dipasarkan ke seluruh dunia. 

Dua belas tahun berselang, pada 1882 berbagai perusahaan Rockefeller yang dibeli, digabungkan jadi satu perusahaan di bawah payung Standard Oil Trust. Dari perusahaan besar ini, dia mengendalikan 90 persen kilang minyak dan saluran pipa minyak nasional.

Baca Juga:Jusuf Kalla Perkirakan New Normal Berlangsung 3 TahunJasa Marga Tegaskan Foto Longsor Tol Semarang-Solo KM 426 di Medsos itu Hoaks

Dalam hal mengeksploitasi minyak, Standard Oil melakukan berbagai cara, mulai dari membangun barel minyak sendiri hingga mempekerjakan para ilmuwan guna mencari tahu lahan-lahan potensial yang memiliki kandungan minyak bumi. 

Praktik monopoli dan eksploitasi minyak besar-besaran oleh Rockefeller sempat terusik, kala Ida Tarbell membongkar kelicikan perusahaan Standard Oil dalam menjalankan bisnisnya. Ida Tarbell adalah seorang penulis, dosen, jurnalis investigasi, sekaligus putri pengusaha yang menjadi korban Rockefeller. Dalam bukunya, The History of the Standard Oil Company, yang dipublikasikan pada 1902 hingga 1904, dia menceritakan bagaimana Rockefeller membuat Ayahnya bangkrut dan koleganya memilih bunuh diri.

Dalam penulisan bukunya, Tarbell mewawancarai puluhan karyawan Standard Oil, mengunjungi kantor Standard Oil, mewawancarai perwakilan Standard Oil yakni Henry Rogers, hingga mengunjungi gereja yang kerap Rockefeller datangi. 

Tarbell berhasil mengumpulkan 300 kesaksian narasumber, saking detail penjabarannya, dia sempat dituduh mata-mata perusahaan saingan yang akan menghancurkan Standard Oil. 

Tarbell mengekspos praktik bisnis perusahaan Rockefeller itu, mulai dari peran Standard Oil memasok minyak untuk tentara dalam perang sipil, mempekerjakan intelijen pemerintah, mendapat tarif khusus jalur transportasi untuk mengangkut minyak, hingga mengancam perusahaan pesaingnya untuk mengikuti permainan monopoli Standard Oil. Jika ada perusahaan yang menolak, dapat dipastikan perusahaan tersebut akan hancur. 

0 Komentar