Mirip Teori Einstein 100 Tahun Lalu, Bintang ‘Menari’ saat Kelilingi Lubang Hitam

Mirip Teori Einstein 100 Tahun Lalu, Bintang 'Menari' saat Kelilingi Lubang Hitam
0 Komentar

JAKARTA-Untuk pertama kalinya, sebuah bintang teramati mengelilingi Lubang Hitam raksasa di pusat galaksi Bimasakti. Fenomena bintang menari ini pun membuktikan kebenaran teori relativitas umum oleh Albert Einstein. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ‘Astronomy and Astrophysics’ pada Kamis (16/4).

Dilansir dari artikel Astronomers saw a star dancing around a black hole. And it proves Einstein’s theory was right, para astronom mengamati bintang itu dengan Teleskop Sangat Besar milik Observatorium Eropa Selatan di Gurun Atacama, Chili. Mereka melihat orbit bintang tersebut berbentuk seperti kelopak bunga.

Teori gravitasi Isaac Newton menyatakan orbit akan terlihat elips, tetapi ternyata tidak. Meski begitu, bentuk kelopak bunga ini tetap mendukung teori relativitas Einstein.

Baca Juga:Diduga Kongkalikong, Di Tengah Pandemi Corona Ruangguru Dapat Proyek Rp5,6 TriliunKabar Duka: Berjuang Selama 5 Tahun Lawan Kanker Payudara, Fera Queen X Factor Meninggal Dunia

“Teori relativitas umum oleh Einstein memprediksi orbit suatu objek di sekitar objek lainnya tidaklah mendekat, seperti pada gravitasi Newton, tetapi bergerak maju ke depan,” tutur Reinhard Genzel, direktur Fisika Ekstraterrestrial di Max Planck Institute, Garching, Jerman.

Menurut penjelasan Genzel, efek terkenal ini pertama kali terlihat pada orbit planet Merkurius di sekeliling Matahari. Itu menjadi bukti pertama yang mendukung relativitas umum.

“100 tahun kemudian, kini kami telah mendeteksi efek yang sama dalam gerakan sebuah bintang yang mengelilingi sumber radio rapat Sagittarius A* di pusat Bimasakti. Terobosan pengamatan ini memperkuat bukti bahwa Sagittarius A* adalah Lubang Hitam raksasa yang massanya 4 juta kali lebih besar daripada matahari,” terang Genzel.

Sagittarius A* adalah Lubang Hitam raksasa di pusat Bimasakti yang berjarak 26 ribu tahun cahaya dari matahari. Sementara itu, sistem tata surya kita berada di tepi salah satu lengan spiral besar Bimasakti.

Bintang-bintang padat bisa ditemukan di sekeliling Lubang Hitam tersebut. Salah satunya adalah bintang yang disebut S2 yang jadi objek pengamatan ini. Ia merupakan salah satu bintang yang mengorbit paling dekat dengan Lubang Hitam itu kurang dari 10 miliar km. Saar mendekati Lubang Hitam, bintang itu bergerak dengan 3 persen kecepatan cahaya. Butuh 16 tahun bumi bagi bintang tersebut untuk menyelesaikan orbit di sekitar Lubang Hitamitu.

0 Komentar