Ramai Fenomena Matahari ‘Lockdown’, Ini Penjelasan LAPAN

Ramai Fenomena Matahari 'Lockdown', Ini Penjelasan LAPAN
wan menutupi langit Sampit sehingga tanda-tanda fenomena gerhana matahari cincin tidak terlihat. Hanya fenomena Halo atau lingkaran cahaya mengelilingi matahari yang terlihat pada Kamis (26/12/2019) siang. ANTARA/HO-BMKG H Asan
0 Komentar

Sedangkan pada saat ini, Rhorom menuturkan meskipun matahari berada dalam fase minimum tapi matahari bukan pada kondisi yang ekstrem tenang sekali sehingga tidak bisa memicu penurunan suhu global sehingga tidak perlu kekhawatiran akan ada bencana seperti gagal panen dan tidak ada musim panas.

“Fase minimum matahari itu kira-kira kalau dalam catatan setahun atau dua tahun itu adalah fase minimumnya,” tuturnya.

Pada 2018, fase minimum matahari terjadi selama sekitar 250-an hari dengan kondisi tanpa bintik matahari. Pada 2019, fase minimum terjadi hampir 280 hari tanpa bintik matahari.

Baca Juga:Peneliti LAPAN Ungkap Puncak Aktivitas Matahari Diperkirakan 2024 Picu Gangguan KomunikasiGempa Pangandaran Akibat Aktivitas Lempeng Indo-Australia, Menyusul Jogja

Pada saat sekarang, bintik matahari sudah mulai muncul sehingga bisa dikatakan tidak berada di titik bawah di fase minimum karena sudah mulai beranjak naik.

“2020 itu memang beberapa hari tidak ada bintik matahari tapi mulai muncul bintik matahari selang-seling jadi secara statistik dalam catatan kita sedang terus bertambah,” tuturnya.

Meskipun, saat ini tidak berada di titik terbawah fase minimum matahari, akan tetapi peneliti masih menyatakan masa sekarang sebagai masa fase minimum matahari, tambahnya. (Antara)

0 Komentar