Seorang Staf PricewaterhouseCoopers (PwC) Diduga Meninggal Dunia Akibat Virus Corona, Ini Penjelasan Lengkapnya

Seorang Staf PricewaterhouseCoopers (PwC) Diduga Meninggal Dunia Akibat Virus Corona, Ini Penjelasan Lengkapnya
Foto: PwC indonesia (Dok. PwC indonesia)
0 Komentar

JAKARTA-PricewaterhouseCoopers (Pwc) Indonesia membenarkan ada seorang stafnya yang meninggal dunia di RS Persahabatan Jakarta, Minggu (22/3). Namun, PwC belum bisa mengonfirmasi penyebab kematian stafnya.

Di media sosial, staf tersebut diduga menjabat sebagai salah satu direktur. Pasien sempat dilarikan ke RSPI Sulianti Saroso, lalu dirujuk ke RS Persahabatan dengan gejala pneumonia berat, diduga mengarah ke virus corona (COVID-19).

“Seperti yang mungkin kalian dengar melalui berbagai saluran, kami sangat sedih bahwa salah satu staf kami meninggal pada sore hari, Minggu, 22 Maret 2020, saat dirawat di RS Persahabatan. Kami belum menerima konfirmasi formal tentang penyebab kematian,” tulis Mitra Senior PwC Indonesia, Irhoan Tanudiredja, dikutip dari situs resminya, Selasa (24/3).

Baca Juga:Sempat Jalani Tes Corona, Dosen Sekolah Bisnis IPB Meninggal DuniaMulai Rabu Tengah Malam Ini, Selandia Baru Lockdown

PwC menyatakan, staf mereka terakhir bekerja di kantor pada Kamis (5/3) lalu. PwC mengaku tak mengetahui ada staf yang menunjukkan gejala corona.

Meski begitu, PwC telah menelusuri semua staf dan klien yang pernah kontak dengan pasien selama dua minggu terakhir untuk mengantisipasi. Sejak 16 Maret, PwC mewajibkan karyawannya untuk bekerja dari rumah (Work From Home). ADVERTISEMENT”Kami telah melakukan penelusuran kontak untuk semua staf dan klien yang berhubungan dengannya selama periode 2 – 5 Maret 2020, dan sedang dalam proses menginformasikan semua yang diidentifikasi,” tulis PwC. Adapun kabar yang beredar menjelaskan detail riwayat penyakit pasien yang dikeluhkan sejak 6 maret. Awalnya, staf tersebut mengalami gejala food poisoning usai makan bersama keluarga dan langsung sakit. Pasien lalu mencoba minum obat dan vitamin. Tak kunjung sembuh, pada 13 Maret, pasien berobat ke dokter THT RS MMC dengan diagnosis infeksi tenggorokan. Masih belum sembuh, pasien berobat ke THT RS Husada Mangga Besar dengan diagnosis yang sama.

17 Maret, ia memutuskan untuk cek darah dan foto thorax paru di RS Mitra Keluarga Kemayoran. Hasil rontgen menunjukkan ada bercak putih di kedua paru dan dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso.

Pada 19 Maret, pasien baru bisa masuk ruang isolasi pukul 04.00 WIB dan langsung diberikan bantuan pernapasan selang. 20 Maret 2019, pasien menjalani tes swab. Ia terus batuk, dada sesak dan sakit, butuh bantuan ventilator. Hingga pada 22 Maret, pasien dinyatakan meninggal dunia.

0 Komentar