Simak 10 Konflik di Tahun 2020

Simak 10 Konflik di Tahun 2020
Asap membubung di atas kota Ras al Ain di Suriah, terlihat dari kota perbatasan Turki, Ceylanpinar, provinsi Sanliurfa, Turki 16 Oktober 2019. (Foto: Reuters/Murad Sezer)
0 Komentar

JAKARTA-Negara-negara teman dan musuh sama-sama tidak mengetahui di mana Amerika Serikat berdiri. Seiring Washington menjanjikan banyak hal namun mewujudkan hanya sedikit, negara-negara regional mencari solusi sendiri, baik melalui kekerasan maupun diplomasi. Berikut 10 konflik di 2020 yang harus kita semua waspadai.

Konflik lokal dapat menggambarkan tren global. Cara-cara mereka memulai dan menyelesaikan masalah mencerminkan pergeseran dalam hubungan negara-negara besar, intensitas kompetisi mereka, dan luasnya ambisi aktor regional, menurut Robert Malley dalam tulisannya di Foreign Policy.

Hanya waktu yang akan menentukan seberapa besar unilateralisme transaksional Amerika Serikat, penghinaan terhadap sekutu tradisional, dan persatuan dengan rival tradisional akan bertahan, dan berapa banyak yang akan hilang dengan kepresidenan Donald Trump.

Baca Juga:Masih Ditahan, Bibi Suami Venessa Angel Positif NarkobaNegatif Narkoba, Vanessa Angel Dipulangkan

Namun, akan sulit untuk menyangkal bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi. Pemahaman dan keseimbangan kekuasaan di mana tatanan global dulunya dapat diprediksi, tidak lagi berlaku. Washington sangat ingin mempertahankan manfaat kepemimpinannya dan tidak mau memikul beban.

Sebagai akibatnya, AS bersalah atas dosa utama dari kekuatan besar mana pun: membiarkan jarak antara tujuan dan cara semakin besar. Saat ini, baik teman maupun musuh tidak tahu persis di mana posisi Amerika.

Peran negara besar lainnya juga berubah. China menunjukkan kesabaran suatu negara yang percaya diri akan pengaruhnya, tetapi tidak terburu-buru untuk sepenuhnya menggunakannya.

Mereka memilih pertempurannya, dengan fokus pada prioritas yang diidentifikasi sendiri: kontrol domestik dan penindasan terhadap potensi perbedaan pendapat (seperti di Hong Kong, atau penahanan massal Muslim di Xinjiang); Laut China Selatan dan Timur; dan sentakan teknologi yang sedang terjadi akibat perang dengan Amerika Serikat.

Rusia, sebaliknya, menunjukkan ketidaksabaran dan ingin menegaskan kekuatannya sebelum waktu habis.

Suriah (konflik yang tidak ada dalam daftar ini) telah menjadi pusat dari semua tren ini. Aktor-aktor lokal (seperti Kurdi) berani karena banyaknya janji AS dan kemudian dikecewakan oleh kurangnya janji yang ditepati AS. Sementara itu, Rusia berdiri kokoh di belakang sekutu brutalnya, sementara yang lain di lingkungan itu (yaitu Turki) berusaha mengambil untung dari kekacauan tersebut.

0 Komentar