Tipe Virus Corona di Indonesia Berbeda? Ini Alasannya

Tipe Virus Corona di Indonesia Berbeda? Ini Alasannya
Illustration of coronavirus under a microscope (stock image)
0 Komentar

JAKARTA-Beredar informasi yang menyebut bahwa virus Corona yang ada di Indonesia ternyata berbeda dengan tiga tipe utama dunia. Secara global, ada tiga tipe atau kelompok virus corona, yaitu tipe S, G, dan V. Data hasil urutan genom virus (whole genom sequencing) dari Indonesia sudah dikirim ke GISAID, sebagai pihak yang melakukan analisis virus ini. 

Data dari seluruh dunia dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan mengelompokkan virus ke dalam kelompok-kelompok yang sudah ada. Ternyata, hasil whole genom sequencing (WGS) dari Indonesia tidak masuk ke dalam tiga kelompok tersebut. Perbedaan tipe virus Corona yang terjadi diduga akibat virus sudah mengalami mutasi. Alhasil, WGS dari Indonesia masuk dalam kategori tipe lain dan belum teridentifikasi. 

Virus Corona Mengalami Mutasi 

https://beritaradar.com/2020/05/09/ilmuwan-china-temukan-mutasi-langka-virus-corona-sars-cov-2-yang-lebih-mematikan/

Seluruh data WGS terhadap virus Corona di dunia, termasuk di Indonesia bisa diakses di laman gisaid.org. Baru-baru ini, GISAID mengumumkan bahwa virus Corona yang ada di Indonesia tidak masuk ke dalam kelompok yang sudah ada sebelumnya. Perbedaan itu terjadi karena virus mengalami mutasi. Secara umum, virus memang bisa mengalami mutasi sebagai bagian dari siklus hidupnya. 

Baca Juga:Perempuan Muda Berkawat Gigi itu Meninggal Dunia di Kamar HotelModus 2 Wanita Berpakaian Serba Hitam Terekam di CCTV

Mutasi pada virus umumnya juga terjadi sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan. Secara alami, virus akan bergerak mengikuti manusia. Dengan kata lain, setiap kali virus masuk ke dalam tubuh manusia dan menginfeksi, ada kemungkinan virus akan bermutasi. Proses tersebut bisa terjadi saat ada replikasi atau perbanyakan diri virus saat berada di dalam tubuh manusia. 

Proses mutasi yang terjadi pada virus bisa memberi dua dampak, yaitu positif dan negatif bagi virus. Pada sisi positif, mutasi bisa menyebabkan virus menjadi lebih kuat, ganas, serta bisa bertahan lebih lama. Sebaliknya, mutasi virus juga bisa berdampak negatif yang menyebabkan virus menjadi semakin lemah, bahkan mati. 

Virus bermutasi untuk bertahan hidup. Selain itu, mutasi virus juga dilakukan untuk berkembang di lingkungan tertentu. Sejauh ini, data WGS yang dikirim Indonesia ke GISAID merupakan data paling awal dan diambil dari 3 kasus COVID-19 yang pertama kali ditemukan. Kedepannya, Indonesia akan terus mengumpulkan data urutan genom virus penyebab COVID-19 agar karakter dari virus ini bisa lebih dikenali. 

0 Komentar