Tuntut Arab Saudi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Biden Ungkap Saat Bicara ke Raja Salman

Tuntut Arab Saudi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Biden Ungkap Saat Bicara ke Raja Salman
Tampak Jamal Khashoggi dan Hatice Cengiz di CCTV/Net
0 Komentar

Baca: Arab Saudi ‘Berencana Memata-matai Tunangan Jamal Khashoggi di Inggris’

Presiden AS Joe Biden mencoba memperjelas bahwa pembunuhan lawan politik tidak dapat diterima oleh AS, tetapi ia berusaha mempertahankan hubungan dengan putra mahkota yang mungkin memerintah salah satu pengekspor minyak utama dunia selama beberapa dekade dan menjadi sekutu penting untuk melawan musuh bersama yaitu Iran.

Dalam sebuah wawancara televisi pada Jumat, Biden mengatakan dia mengatakan kepada Raja Saudi Salman bahwa Arab Saudi harus menangani pelanggaran hak asasi manusia sebagai prasyarat untuk berurusan dengan AS.

“(Saya) menjelaskan kepadanya bahwa aturan berubah dan kami akan mengumumkan perubahan signifikan hari ini dan Senin,” kata Biden.

Baca Juga:Belum Muncul untuk Klarifikasi, Kini Diduga Status WhatsApp Nissa Sabyan Bocor, Ini IsinyaDiduga Mahasiswa asal Indonesia Ditemukan Tewas di Sebuah Apartemen Kayseri Turki

Dalam mengungkap laporan tersebut, Biden membalikkan penolakan pendahulunya Donald Trump untuk merilisnya yang bertentangan dengan undang-undang tahun 2019, yang mencerminkan kesediaan AS yang baru untuk menantang kerajaan terkait masalah hak asasi manusia hingga Yaman.

“Laporan ini sudah ada di sana, administrasi terakhir bahkan tidak mau merilisnya. Kami segera, ketika saya menjabat, mengajukan laporan, membacanya, mendapatkannya, dan merilisnya hari ini. Dan sungguh memalukan apa yang terjadi,” ujar Biden.

Di antara langkah-langkah hukuman yang diambil AS pada Jumat, negara itu memberlakukan larangan visa pada beberapa warga Saudi yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dan memberikan sanksi pada orang lain, termasuk mantan wakil kepala intelijen, yang akan membekukan aset mereka di AS dan umumnya melarang warga Amerika untuk bertransaksi dengan mereka.

Pejabat AS juga mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk membatalkan penjualan senjata ke Arab Saudi yang menimbulkan masalah hak asasi manusia dan membatasi penjualan di masa depan untuk senjata pertahanan, karena menilai kembali hubungannya dengan kerajaan dan perannya dalam perang Yaman. (*)

0 Komentar