“Aku puasa Senin-Kamis,” kata Habibie.
“Ah, sekarang kan hari Rabu,” jawab Lim Keng Kie.
Padahal sebenarnya hanya akal-akalan Habibie karena nggak punya uang untuk bayar makan di restoran.
Lim Keng Kie anak miskin tetapi karena mendapat beasiswa dari pemerintah masih bisa hidup sederhana di luar negeri.
Sementara, Habibie dengan biaya sendiri tergantung kiriman biaya dari keluarga di Bandung.
Baca Juga:Kementerian Kehakiman AS Bakal Rilis Nama Pejabat Arab Saudi Terkait Pelaku Tragedi 9/11Miris! Kades Curi HP untuk Beli Sabu-sabu
Lim Keng Kie lulus paling duluan dari RWTH-Aachen dan kelak menjadi pendiri Fakultas Teknik Penerbangan di ITB. Sayangnya, Lim Keng Kie tak bisa melanjutkan pengabdiannya di Indonesia.
Karena masalah politik Lim Keng Kie harus terusir dari negeri yang dicintainya. Ini lantaran Lim Keng Kie mengajar di Universitas Trisakti. Kampus yang saat itu didanai Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki). Baperki ini dituduh Orde Baru sebagai sayap organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.
Dan, sekuel inilah yang mungkin paling disesali Habibie. Dia tidak bisa menyelamatkan Lim Keng Kie, sahabat sejatinya. Habibie yang saat itu sudah bekerja di Jerman dan tengah mengambil doktor dihubungi Lim Keng Kie. Sahabatnya itu meminta bantuan Habibie untuk mendapat pekerjaan di Jerman lantaran karier dan keselamatannya terancam di dalam negeri.
Situasi yang dialaminya diceritakan kepada Habibie, termasuk soal koleganya di ITB Mas Kamaludin yang sudah ditangkap pemerintah Orba dan dibuang ke Pulau Buru.
Habibie sudah mendapat dua kontak di Jerman untuk Lim Keng Kie dan salah satunya di tempat perusahaan Habibie bekerja. Tapi surat persetujuan untuk Lim Keng Kie dicoret pihak ITB dan itulah masa yang paling gelap dan menyedihkan. Lim Keng Kie untuk menyelamatkan dirinya dan keluarga akhirnya memilih berimigrasi ke Amerika Serikat.
Kelak, ketika Habibie dilantik menjadi Presiden menggantikan Soeharto orang pertama yang diundang secara resmi ke Istana Kepresidenan adalah Lim Keng Kie bersama istrinya, Hilda.
Habibie beberapa kali membujuk Lim Keng Kie untuk pulang ke Indonesia. Namun lantaran memiliki sejarah pernah mengajar di kampus komunis, Lim Keng Kie menolaknya karena khawatir menodai karier Habibie.(*)