Segala macam pakaian dipamerkan. Segala macam cara mengenakannya dipertontonkan. Segala macam kesembronoan tank top-nya ditonjolkan. Ataushort pan-nya digeolkan.
Ada juga satu rombongan hitam-hitam. Berpakaian Pastor. Lengkap dengan topi Pastor di kepala dan salib di dada. Juga membawa dupa yang digoyang-goyang di depan tubuh mereka.
Mereka meneriakkan –mungkin doa– pembalap idola mereka.
Pun bendera banyak negara berkibar –Inggris, Polandia, Rusia, Denmark dan banyak lagi. Mula-mula saya kaget. Kok banyak bendera Indonesia. Ups –sekali ini saja pakai ups di naskah ini –ternyata itu bendera Polandia: Putih Merah.
Sekarang ini juara dunianya memang Polandia: Bartosz Zmarzlik. Umur 32 tahun.
Baca Juga:Diretas, Situs Kemendagri Berubah TampilanBeredar Video Maklumat 18 Muharram, Aceh Merdeka Muncul Lagi
Juara keduanya –hati-hati membaca nama ini– Emil Saifutdinova. Dari Rusia. Ia kelahiran Kota Salavat. Di Provinsi Bashkortostan, tidak jauh dari Kazakhstan.
Juara tiganya yang Denmark: Leon Madsen.
Tiga-tiganya terjun ke Grand Prix putaran ke 9 tahun ini di Cardiff.
Sayang saya saya harus terusir dari hotel. Tidak dapat kamar pengganti –pun di hotel lain. Ada kamar lux di hotel lux –tapi tarifnya Rp 75 juta satu malam.
Saya pilih ke stasiun kereta api –satu jam sebelum Speedway dimulai. Saya mencoba menyingkir dulu satu malam ini ke kota terdekat: Swansea.
Pasti ada kamar kosong di Swansea sana. Dalam perjalanan satu jam ini pikiran saya di Speedway. Pada nenek yang gila Speedway tadi. Alangkah berjingkraknya dia. (Dahlan Iskan)