Komentar tersebut mencerminkan upaya pemerintah untuk mengklarifikasi serangkaian twit Trump sejak Minggu (6/10) malam, termasuk satu twit di mana Trump tampak bersemangat untuk meyakinkan para kritikus—termasuk banyak rekan Republik-nya—bahwa ia tidak menyerah pada tuntutan Erdogan.
Dalam twit itu, Trump berjanji untuk “benar-benar menghancurkan dan melenyapkan Ekonomi Turki” jika Ankara “melakukan apa pun yang menurut saya—dalam kebijaksanaan saya yang agung dan tak tertandingi—dianggap terlarang.”
Di hari Minggu, 28 Januari 2018, pejuang Suriah pro-Turki dan tentara Turki mengamankan bukit Bursayah, yang memisahkan daerah kantong Afrin yang dikuasai Kurdi dari kota yang dikuasai Turki, Azaz, Syria. (Foto: AP Photo, File)
Baca Juga:FPI Masuk Wamena Mengibarkan Bendera Merah Putih dan Posko Jihad Wamena, Ini FaktanyaPelantikan Jokowi Tetap 20 Oktober, Cuma Mundur Beberapa Jam
Sementara itu, muncul laporan bahwa SDF sedang mempertimbangkan bermitra dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan pasukan Turki. Assad telah mendekati suku Kurdi dalam beberapa hari terakhir, satu sumber Suriah mengatakan.
Seorang pejabat senior pemerintah AS berusaha untuk meredam twit awal Trump dalam panggilan telepon dengan para wartawan pada Senin (7/10) malam, mengatakan bahwa Trump memutuskan untuk memindahkan “50 hingga 100” operator khusus AS di dekat perbatasan keluar dari area tersebut, sehingga mereka tidak akan berada dalam bahaya jika pertarungan pecah antara Turki dan Kurdi.
“Bagi siapa pun yang menggambarkan fakta bahwa keputusan presiden yang berhati-hati untuk memastikan bahwa tentara, pelaut, penerbang, dan marinir kita aman, sebagai lampu hijau untuk pembantaian, sangat tidak bertanggung jawab dan tidak sesuai dengan kenyataan situasi,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada para wartawan saat panggilan telepon pada Senin (7/10).
Ketika ditanya apakah perwakilan dari Pentagon atau Komando Pusat AS telah berbicara dengan rekan-rekan Kurdi mereka tentang situasi tersebut, seorang juru bicara Departemen Pertahanan AS mengatakan kepada Foreign Policy, “kami sedang berkomunikasi erat dengan mitra Koalisi kami, dengan fokus khusus pada mereka yang memiliki ekuitas di Suriah.”
Pemerintah Turki pada Selasa (8/10) menanggapi ancaman Trump untuk menjatuhkan sanksi pada ekonomi Turki yang sudah rapuh jika terjadi serangan terhadap Kurdi. Dalam pidato di sebuah universitas di Ankara, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan bahwa negaranya “tidak akan bereaksi terhadap ancaman.”