JAKARTA-Mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut data lahan sawah yang diolah Badan Pusat Statistik bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang melalui skema Kerangka Sampel Area (KSA) sangat tidak akurat.
“Saya mau sampaikan sekarang karena kalau saya sampaikan sebelumnya takut gaduh,” ujar Amran saat melakukan serah terima jabatan Menteri Pertanian di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (25/10).
Menurutnya, setelah dicek ulang, ketidakakuratan data lahan sawah yang dikeluarkan BPS mencapai 92%.
Baca Juga:Siber Bareskrim Tangkap Hacker Peretas Server Perusahaan AS Asal YogyakartaUnggah Foto Selfie, Prabowo Bareng Mega dan Puan, Netizen Bilang: Pic Of The Year
“Data pangan yang ada dengan teknologi tinggi itu salah, dengan citra satelit itu salah. Ini harus diperbaiki,” kecamnya.
Dengan kesalahan data luas sawah, ia menyebut kuota subsidi pupuk akan berkurang hingga 600 ribu ton. Hal tersebut akan membuat banyak petani tidak bisa mengakses pupuk sehingga membuat produksi turun.
“Kalau produksi turun akhirnya impor masuk. Jadi data itu ada dua. Ada data pertanian, ada data mafia,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Mentan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan secara tegas di hadapan Amran, dia ingin mengetahui siapa mafia yang disebut itu.
“Mari kita belajar untuk menata cara-cara kerja yang lebih produktif, efektif, tidak ada hiding agenda, tidak ada pembicaraan di bawah meja, tidak ada mafia, mana itu mafia kasih tahu saya. Saya terbiasa tempur di lapangan kok,” kata SYL. (*)