MANILA- Seorang wali kota Filipina tewas dibunuh saat sedang dipindahkan ke sel tahanan. Wali kota bernama David Navarro itu masuk dalam “daftar narkoba” Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Dia dibunuh geng pria bersenjata lengkap yang menyerang konvoi polisi yang mengawalnya.
Wali Kota Clarin di Provinsi Misamis Occidental, David Navarro, tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan pada tengah hari bolong itu, termasuk seorang petugas polisi yang tertembak di bagian kaki.
Konvoi polisi diserang saat Navarro sedang dipindahkan ke kantor kejaksaan di kota Ccebu untuk menghadapi dakwaan penyerangan terhadap seorang terapis pijat. Navarro dilaporkan memakai rompi anti-peluru dan diapit oleh para petugas dalam mobil patroli saat konvoi itu diserang.
Baca Juga:Amran Sebut Ada Mafia Data, Mentan Yasin Limpo: Saya Terbiasa TempurSiber Bareskrim Tangkap Hacker Peretas Server Perusahaan AS Asal Yogyakarta
Navarro menjadi wali kota ke-13 yang tewas di Filipina sejak Juni 2016. Mayor Polisi Eduardo Sanchez, kepala stasiun di Cebu, mengatakan para petugas tidak siap dengan seragan itu. Sersan polisi Carlo Balasto mengklaim setidaknya 10 pria bersenjata dalam satu van putih memblokir pengawalan kendaraan.
Para penyerang langsung memerintahkan petugas pengawal untuk berbaring di tanah lalu mengeksekusi Navarro setelah menariknya keluar dari dalam kendaraan.
“Apakah ada keadilan? Jika saya menuntut keadilan, akankah mereka memberikannya?” kata Princess Navarro, saudara perempuan dari Navarro. Dia menyaksikan pembantaian itu dan berusaha melindungi saudaranya.
Navarro membantah setiap keterlibatan dalam perdagangan narkoba dan berusaha membersihkan namanya ketika terbunuh. Pada Mei 2017, dia dicopot dari semua jabatan di kotanya karena laporan intelijen polisi bahwa dia dan sejumlah petugas terlibat dalam kejahatan terorganisasi. (*)