JAKARTA. Nama Indonesia menjadi pertaruhan di dunia internasional akibat polemik gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya. Ada sekitar 474 warga negara Korea Selatan yang duitnya nyangkut di polis JS Saving Plan.
Nilai polisnya tidak main-main ada sekitar Rp 572 miliar. Para nasabah asal Negeri Ginseng ini juga sudah mengadukan nasib mereka ke Kedutaan Besar Korea Selatan. Artinya, masalah ini juga sudah bergeser bukan hanya masalah nasional.
Para nasabah Korea Selatan sudah beberapa kali mengirimkan surat ke pemerintah dan ke BUMN. “Kami sudah mengirimkan ke OJK dan BUMN tapi sampai sekarang belum ada jawaban. Seharusnya mereka mengontrol kenapa bisa jadi begini buruk dan busuk,” ujar Lee Kang Hyun, salah seorang korban asal Korea Selatan. Lee ini juga bukan orang sembarangan. Ia adalah Vice President Samsung Electronic Indonesia.
Baca Juga:Kasus Penyelundupan Motor Harley-Davidson dan Sepeda Brompton, Begini KronologisnyaSisa Beras Impor Rp 160 Miliar, Ini Penyebabnya Menurut Said Didu
Para nasabah ini berharap pemerintah segera turun tangan menyelesaikan polemik di Jiwasraya. Salah satunya dengan memberikan bantuan atau bailout ke Jiwasraya. Dengan harapan hak mereka kembali.
Anehnya, pemerintah sebagai pemegang saham enggan menyuntikkan modal ke Jiwasraya. Pemerintah malah memilih terus mencari jalan keluar lain. Salah satunya, mencarikan investor untuk Jiwasraya Putra, anak usaha perusahaan asuransi pelat merah ini. Padahal bukan hal mudah mencari investor untuk entitas baru dan belum teruji track recordnya. (*)