JAKARTA-Pemerintah Indonesia dikabarkan telah membeli kapal Ocean Going dari Denmark untuk menjaga wilayah perairan Indonesia.
Berdasarkan keterangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, pada Jumat (17/1), kapal tersebut memiliki panjang 150 meter yang bisa berlayar free guard di laut bebas. Tak dijelaskan jenis kapal perang yang dimaksud.
Namun demikian, dilihat dari pembuatan dan dimensi kapal tersebut, diduga kuat kapal yang dimaksud adalah jenis Iver Huitfeldt Class.Kapal jenis ini memang sudah santer akan dibeli pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan sejak tahun lalu.
Baca Juga:Visa TaiwanKutuk Keras Aksi Pengeroyokan Wartawannya, LKBN Antara: Tindakan Barbar, Kriminal dan Premanisme
Selain berkenaan dengan masuknya kapal China ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna, pembelian kapal jenis ini juga lantaran kapal perang Indonesia milik TNI AL sudah uzur.
Sebut saja fregat Van Speijk class KRI Slamet Riyadi, KRI Yos Sudarso, KRI Ahmad Yani, KRI Oswald Siahaan, KRI Karel Satsuit Tubun, dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma yang sudah aktif sejak tahun 1967.
Dihimpun dari berbagai sumber, Iver Huitfeldt Class merupakan kapal perang yang diproduksi tahun 2008-2011 dan mulai dioperasikan angkatan laut Denmark sejak 2012.
Kapal ini memiliki dimensi panjang 138,7 meter dan lebar sekitar 19,75 meter, dimensi yang sesuai dengan pernyataan Luhut. Kapal ini memiliki berat muatan 6.645 ton, berbanding Formidable hanya 3.200 ton. Kapal ini juga mampu melaju 30 knots.
Dari sisi persenjataan, Iver Huitfeldt Class dibekali canon reaksi cepat Oto Melara 76mm Super Rapid, 24 sel VLS Mk 56 untuk rudal permukan ke udara RIM-162 ESSM (Evolved SeaSparrow Missile), 32 sel peluncur rudal vertikal (VLS) Mk 41 untuk rudal permukaan ke udara SM-2 IIIA.
Kemudian 2 peluncur berisi empat tabung untuk rudal antikapal Harpoon, dua peluncur torpedo MU90, satu unit Oerlikon Millennium 35 mm sebagai CIWS.
Dari sisi radar juga tak kalah mumpuni, di mana kapal ini menggunakan radar MART-L yang mampu mendeteksi area sejauh 400 km. Kemudian ada pula radar Scanter 6000, penjejak kapal selam sonar, ES-3701 Tactical Radar Electronic Support Measures untuk meladeni peperangan elektronika serta beberapa lainnya.
Baca Juga:Mengenal Badan Intelijen Republik Rakyat ChinaPerempuan Berkebangsaan China Tewas di Diskotik, Ini Kata Kapolsek Taman Sari
Jika benar kapal jenis ini yang dibeli pemerintah, maka TNI AL akan memiliki kapal perang tercanggih dibanding negara-negara Asean lainnya. Soal harga, kapal ini ditaksir dibanderol 325 juta dolar AS atau setara Rp 4,55 triliun. (rmol)